Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk mengaku jika kinerja bisnisnya di semester pertama tahun 2015 relatif sama dibandingkan dengan semester dua 2014. Hal ini didukung dari penyaluran kredit pada semester pertama tahun ini yang lebih baik dibandingkan dengan semester 2 2014 lalu. Selain itu rasio kredit bermasalah pada semester dua tahun ini juga relatif stabil dan terkendali.
Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan, untuk kenaikan laba bersih pada semester pertama tahun ini relatif lebih baik jika dibandingkan dengan Mei 2015. Sebagai informasi sampai Mei 2015, kenaikan laba bersih OCBC NISP adalah sebesar 9,51% menjadi Rp 622 miliar.
Selain itu kenaikan penyaluran kredit pada semester dua tahun 2015, relatif sama jika dibandingkan dengan penyaluran kredit pada Mei 2015. Sebagai gambran pada Mei 2015, jumlah kredit yang disalurkan OCBC NISP mengalami kenaikan 12,66%, sehingga jika relatif sama artinya jumlah kredit yang disalurkan pada semester pertama tahun ini adalah sekitar Rp 78,9 triliun.
Walaupun jumlah kredit yang disalurkan bertambah, perseroan menurut Parwati selalu menjaga tingkat rasio kredit yang bermasalah. Hal ini dilakukan dengan cara mengantisipasi kondisi sektor maupun individu debitur serta mengambil langkah antisipatif. Untuk sektor, perseroan selalu selektif dalam memilih. “Jika dilihat dari sektor, kredit yang disalurkan relatif merata antara kredit KPR, UKM dan koperasi,” ujar Parwati kepada KONTAN, Minggu, (26/07).
Jika dilihat dari pertumbuhan DPK menurut Parwati, pada semester pertama tahun ini relatif sama jika dibandingkan dengan Mei 2015. Sebagai gambaran, pertumbuhan perhimpunan dana DPK pada Mei 2015 OCBC NISP adalah sebesar 17,37% menjadi Rp 79,43 triliun. Sehingga jika pertumbuhan relatif sama maka jumlah DPK pada semester 1 yang berhasil dikumpulkan perseroan adalah sekitar Rp 92,9 triliun.
Jika dilihat proporsi DPK perseroan pada Mei 2015, terlihat bahwa, jumlah deposito mendominasi DPK sebesar 69,8% sedangkan sisanya adalah dana murah atau CASA yaitu sebesar 30,12%. Sampai akhir tahun, Parwati mengatakan perseroan akan tetap menjaga proporsi DPK sama seperti Mei 2015. “Namun dengan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi, hal ini akan sulit karena kecenderungan bisnis untuk menyimpan dananya di deposito,” ujar Parwati.
Nah, untuk mencapai target kinerja sampai akhir tahun, Parwati mengatakan perseroan akan tetap optimis dengan melakukan langkah antisipatif dan fokus untuk memperbaiki laba dan pertumbuhan kredit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News