kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

Kinerja Tumbuh Tinggi, Prospek Saham BBTN Berpeluang Melaju


Rabu, 09 Februari 2022 / 08:48 WIB
Kinerja Tumbuh Tinggi, Prospek Saham BBTN Berpeluang Melaju
ILUSTRASI. Nasabah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. sedang bertransaksi di salah satu kantor cabang Bank BTN di Jakarta


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tahun 2021 cukup menggembirakan. Bank berkode saham BBTN ini meraup laba bersih Rp 2,37 triliun meningkat 48,3% dibandingkan 2020 yang tercatat Rp 1,6 triliun. 

Sejumlah analis mencermati saham BBTN masih berpeluang besar untuk melaju usai laporan kinerja positifnya. Saham bank yang fokus di sektor perumahan ini direkomendasikan beli karena dinilai masih salah harga dan tergolong termurah untuk segmen bank besar. 

Kinerja BTN didorong oleh peningkatan kredit yang mencapai Rp 274,83 triliun. Outstanding kredit pada akhir 2021 tumbuh 5,66% dibandingkan dengan 2020. 

Sementara itu dana pihak ketiga tumbuh 6,03% menjadi 295,98 triliun. Hal ini membuat rasio intermediasi (loan to deposits ratio/LDR) BBTN semakin membaik menjadi 92,86%. 

Tahun 2021 merupakan tahun kedua, BBTN berhasil mencatat LDR di bawah 94% dan angka LDR terendah selama lima tahun terakhir. 

Baca Juga: Pada Akhir 2021, Bank Mandiri Catat Dana Kelolaan Wealth Management Rp 232 Triliun

Tahun-tahun sebelumnya, LDR menjadi momok bagi BBTN karena selalu di atas 100%, bahkan pernah menembus 110%. Artinya, penyaluran kredit tidak bisa hanya mengandalkan DPK, namun juga pendanaan dari pasar modal seperti obligasi yang lebih mahal dari DPK. 

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo dalam paparan kinerja, Selasa (8/2), menjelaskan likuiditas BTN yang sangat kuat juga dapat dilihat dari loan coverage ratio. 

Patut dicermati bahwa BBTN berhasil megerek net interest margin (NIM) dari 3,06% pada 2020 menjadi 3,99% pada 2021. Hal ini mencerminkan margin BBTN semakin kuat di tengah volume kredit yang terus meningkat. 

Selain itu, BBTN juga berhasil menekan risiko dengan menurunkan rasio kredit bermasalah (net performing loan/NPL) gross dari 4,37% menjadi 3,7% pada 2021. Sementara NPL net cukup rendah di level 1,34% dibandingkan 2020 di level 2,06%. 

Analis Indo Premier Sekuritas Mino mencermati kinerja BBTN pada 2021 cukup solid setelah melakukan konsolidasi pada 2019 dan 2020.  
Dia meyakini kinerja BBTN pada tahun 2022 akan lebih baik setelah ekonomi nasional mulai menggeliat dan bangkit. 

Dasarnya, tutur dia, kinerja bank korelasinya positif terhadap perekonomian. Sehingga iapun optimis kinerja BBTN bisa lebih baik tahun ini. "Untuk investasi relatif murah, target Indo Premier masih di Rp2.350,” ujarnya, Selasa(8/2).

Seperti diketahui, saat ini rasio price to book value (PBV) BBTN masih di bawah 1 kali, tepatnya 0,8 kali. 

Sementara PBV Bank Central Asia (BBCA) tercatat 4,7 kali, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) sekitar 2,21 kali, Bank Mandiri (BMRI) 1,78 kali, dan Bank Negara Indonesia (BBNI) di 1,1 kali. Semakin rendah PBV di antara emiten sejenis di sektor yang sama maka mencerminkan saham tersebut lebih murah, begitu pula sebaliknya. 

Nilai buku (book value) BBTN sebelum memperhitungkan laporan keuangan full year 2021 berada di Rp 1.943. Artinya, dengan harga penutupan Jumat (4/2), BBTN punya peluang kenaikan di atas 13% bila mengacu harga kembali ke 1 kali PBV. 

Selain itu price to earning ratio (PER) BBTN juga masih tergolong murah, yakni 8,94% atau masih single digit. PER BBTN kembali yang terendah dibandingkan dengan BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. 

PER BBCA saat ini berada di kisaran 30%, sementara BBRI 20,54%, BMRI 13,61%, dan BBNI di 12,53%. Semakin rendah PER di emiten sejenis di sektor yang sama, maka mencerminkan saham tersebut lebih murah, begitu pula sebaliknya. 

Analis Fundamental Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana merekomendasikan buy saham BBTN dengan target terdekat Rp1.840. 

Menurutnya, harga saham BBTN saat ini masih cenderung murah bila dengan valuasi wajarnya. 

"Secara fundamental, saham BBTN undervalue. Valuasi dari DCF di level Rp 2.220 kami jadikan sebagai target penguatan moderate dari saham BBTN, sedangkan valuasi dari PBV di level Rp 2.642 kami jadikan sebagai target penguatan optimis dari saham BBTN," jelas Raditya.

Secara teknikal, lanjut Raditya, BBTN sejak bulan Oktober 2021 hingga saat ini mengalami sideways pada range harga Rp 1.665- Rp 1. 840. Stop loss dilakukan apabila closing harian BBTN berada di bawah level Rp 1.665. 

Sentimen positif bagi BBTN pada tahun ini adalah perpanjangan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk sektor properti. Insentif ini otomatis akan meningkatkan demand properti. 

Selain itu, pemulihan pertumbuhan ekonomi yang positif diyakini juga menjadi faktor penggerak sektor properti tahun ini. 

Sedangkan faktor positif lainnya adalah rencana penawaran umum terbatas atau rights issue BBTN senilai Rp 3,3 triliun. Dalam aksi korporasi ini, pemerintah akan mengeksekusi penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2 triliun. 

Baca Juga: Perbankan Siapkan Sejumlah Strategi Guna Menekan NPL Tahun 2022

“Rencana penambahan modal BBTN melalui rights issue menurut kami sangat positif. Dengan adanya right issue, maka kami menilai permodalan BBTN tentunya akan mengalami perbaikan atau dengan kata lain right issue yang dilakukan BBTN dapat memperkuat modal pada BBTN. Itu diharapkan dapat meningkatkan performa bisnis dan keuangan BBTN," ujarnya. 

Sementara itu Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta melihat kinerja positif BBTN tahun lalu lebih kepada positifnya pertumbuhan kredit dan dukungan kuat BTN kepada pemerintah dalam hal fasilitas pembiayaan perumahan program 1 juta rumah. 

Tahun ini ia masih yakin kinerja BBTN bisa kembali positif, dengan forecast pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa lebih baik, dengan didukung percepatan vaksin booster, hingga infrastruktur. Hal itu diyakini dapat mengerek pertumbuhan kredit perbankan dan kualitas kredit juga semakin lebih baik lagi. 

"Saya melihat untuk saham BBTN batas resistance terdekat ada di Rp 1.790-Rp 1.880 dan support Rp 1.700," kata Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×