kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Klaim asuransi kredit melonjak, AAUI minta tingkatkan assessment risiko


Minggu, 08 Maret 2020 / 19:32 WIB
Klaim asuransi kredit melonjak, AAUI minta tingkatkan assessment risiko
ILUSTRASI. Pengunjung mangamati logo perusahaan asuransi di kantor Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Jakarta, kamis (23/5). Menurut Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) pansa premi asuransi umum masih didominasi oleh 2 lini usaha terbesar yaitu asuransi har


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) meminta asuransi yang memberikan perlindungan kerugian terhadap kredit untuk meningkatkan mitigasi risiko.

Lantaran premi asuransi kredit di 2019 tumbuh 86,2% year on year (yoy) menjadi Rp 14,64 triliun. Namun klaim yang dibayar tumbuh 88,9% yoy dari Rp 5,22 triliun menjadi Rp 9,87 triliun.

Baca Juga: AAUI: Secara umum asuransi kesehatan cover virus corona, asalkan..

“Tujuannya agar perusahaan asuransi lebih sehat untuk jangka panjang karena asuransi kredit memiliki jangka waktu yang panjang. Kami akan komunikasi dengan anggota untuk memperhatikan ini. Mungkin dari sisi kualitas risiko maupun dari sisi pricing,” ujar Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa T.I & Aktuarial AAUI Trinita Situmeang beberapa waktu lalu.

Direktur Eksekutif AAUI Dody AS Dalimunthe menyatakan bahwa sejak kuartal ketiga 2019, AAUI sudah melihat bahwa klaim dari lini bisnis ini cukup besar. Ia menyebut, pemain yang menggarap lini bisnis ini hanya lima perusahaan. Bahkan pemain existing mulai mengurangi lini bisnis ini.

Baca Juga: Taspen terus dorong peningkatan layanan digital bagi peserta

“Kenapa menguranginya? Karena susah mengendalikan risiko bisnis tersebut, lantaran tergantung kepada pemberi kredit. Dalam hal ini bisa perbankan, multifinance, maupun kreditur lain. Saat NPL tinggi, mereka butuh asuransi,” jelas Dody.

Namun yang terjadi, hal ini dijadikan oleh kreditur sebagai upaya menurunkan NPL. Di sisi lain, potensi asuransi kredit besar menyebabkan posisi daya tawar ada di kreditur. Sehingga daya tawar asuransi lemah, sehingga kurang assessment risiko demi mendapatkan premi yang besar.

Baca Juga: Meski underwriting tak optimal, laba asuransi umum tumbuh 15,02% di 2019

“Padahal itu adalah upaya kreditur menurunkan NPL. Dari sini, kami himbau anggota AAUI supaya segera mulai assessment yang bagus. Caranya bicara lagi dengan kreditur, sebaiknya menerapkan managemen risiko yang bagus. Jangan asal memberikan kredit yang menyebabkan NPL. Ternyata pendapatan premi tinggi tapi klaimnya juga tinggi,” tambah Dody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×