Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Selvi Mayasari | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) bermasalah di Indonesia mengalami peningkatan. Secara total, jumlah non performing loan (NPL) KPR perbankan hingga Juni 2023 telah mencapai Rp 17,12 triliun.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), nilai NPL KPR tersebut setara 2,59% dari total outstanding KPR. Per Juni, KPR perbankan mencapai Rp 660,8 triliun atau tumbuh 10,12% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Jumlah KPR bermasalah ini meningkat Rp 3,7 triliun dari akhir tahun 2022. Per Desember lalu, rasio NPL KPR hanya 2,11% dari oustanding KPR yang berjumlah Rp 635,5 triliun. Artinya jumlah KPR yang bermasalah pada periode itu mencapai Rp 13,4 triliun.
Bankir menyebut, penyebab kenaikan NPL KPR ini karena ada sejumlah debitur yang belum sepenuhnya pulih dari tekanan pandemi setelah relaksasi restrukturisasi Covid-19 berakhir pada Maret lalu.
Baca Juga: Jumlah NPL Kredit UMKM Bank BUMN Mencapai Rp 35,2 Triliun
Bank Tabungan Negara (BTN), salah satu bank yang mengalami kenaikan NPL KPR. Per Juni 2023, KPR bermasalah bank ini mencapai Rp 7,14 triliun atau 2,94% dari outstanding KPR Rp 243 triliun. Angka ini naik dari Rp 5,47 triliun pada Juni 2022 dengan rasio 2,45%.
Rasio NPL di segmen KPR subsidi naik dari 3,44% ke level 3,72% dan NPL KPR non subsidi meningkat dari 0,88% jadi 1,64%. "Kenaikan NPL ini karena kondisi keuangan debitur belum sepenuhnya pulih setelah relaksasi restrukturisasi Covid-19 berakhir. Debitur tersebut butuh waktu lebih untuk menyesuaikan kembali ke kondisi sebelum pandemi," ungkap Direktur Assets Management BTN Elisabeth Novie Riswanti pada KONTAN, Rabu (9/8).
Novie menyebut, debitur KPR BTN, yang sebagian besar dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sangat terpukul saat pandemi sehingga terkendala dalam membayar angsuran. Tapi, BTN tetap berupaya membantu agar mereka bisa bangkit lagi.
Di samping itu, BTN juga sudah menyiapkan strategi mengantisipasi pembengkakan NPL jika debitur-debitur yang masih belum pulih pada akhirnya tak tertolong lagi. Misalnya, aktif melakukan lelang KPR dan agenda investor gathering. Oleh karena itu, Novie yakin NPL BTN tahun ini bisa turun dari tahun lalu.
Baca Juga: Perbankan Terus Perkuat Segmen Bisnis Kredit Konsumsi
Sedangkan rasio KPR bermasalah BRI tercatat melandai. Per Juni 2023 berada di level 3%, turun dari 3,91% pada Juni tahun sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, NPL KPR kebanyakan berasal dari segmen komersial. Untuk debitur bermasalah, kata dia, BRI tetap menawarkan program restrukturisasi jika masih ada potensi untuk bangkit.
BRI tetap yakin NPL KPR tahun ini akan membaik. Untuk itu, BRI selalu berhati-hati dalam mengakuisisi nasabah serta melakukan evaluasi dan monitoring untuk melihat tanda awal pemburukan aset.
NPL KPR CIMB Niaga juga membaik ke level 2,2% per Juni 2023 dan diyakini tetap membaik hingga akhir tahun "Kami positif NPL KPR terjaga baik sampai akhir tahun. Sejalan dengan target KPR tumbuh 8%, NPL akan dijaga di level 2,1%," kata Lani Darmawan, Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tbk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News