kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   7.000   0,42%
  • USD/IDR 16.490   100,00   0,60%
  • IDX 6.520   249,06   3,97%
  • KOMPAS100 949   42,15   4,65%
  • LQ45 738   34,14   4,85%
  • ISSI 202   5,55   2,82%
  • IDX30 382   17,70   4,85%
  • IDXHIDIV20 462   16,68   3,75%
  • IDX80 107   4,47   4,34%
  • IDXV30 110   2,54   2,36%
  • IDXQ30 125   5,23   4,36%

Kredit BPR Tumbuh Menjadi Rp 32,8 Triliun


Jumat, 30 Juli 2010 / 08:42 WIB
Kredit BPR Tumbuh Menjadi Rp 32,8 Triliun


Reporter: Roy Franedya | Editor: Test Test

JAKARTA. Aliran kredit dari bank perkreditan rakyat (BPR) semakin deras. Pada semester pertama 2010, BPR menyalurkan kredit baru senilai Rp 4,86 triliun. Alhasil, total penyaluran kredit BPR selama semester pertama 2010 mencapai Rp 32,86 triliun atau tumbuh 17,36% dari periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp 25,92 triliun.

Sawaluddin, Direktur Utama BPR Tapeunadana, menjelaskan, kenaikan pertumbuhan kredit BPR berkat membaiknya kondisi ekonomi Indonesia. "Meski inflasi naik, konsumsi masyarakat tinggi sehingga permintaan kredit tinggi," ujar dia, kemarin.

Ia menambahkan, pertumbuhan kredit BPR ini juga menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap BPR semakin besar. Ini merupakan dampak dari edukasi Bank Indonesia (BI) yang melibatkan BPR dalam program "Ayo ke Bank" dan "TabunganKu".

Sawaluddin menyatakan, hingga akhir Juni 2010 BPR Tapeudana telah mengucurkan kredit Rp 31,5 miliar. Angka kredit ini tumbuh 6% dibanding dengan periode yang sama 2009 atau jauh di bawah pertumbuhan kredit BPR secara keseluruhan.

Sawaluddin membenarkan bahwa pertumbuhan kredit BPR Tapeudana terbilang lambat karena ada konsolidasi internal dan pergantian direksi. "Sekitar 60% kredit kami adalah kredit modal kerja. Sisanya, kredit konsumsi dan industri," terangnya.

Menurut Wianto Himawan, Direktur Bisnis BPR Karyajatnika Sadaya (KS), penyaluran kredit BPR tumbuh pesat karena masih ada BPR-BPR kecil dan menengah yang menggarap pembiayaan sektor mikro dengan kredit mulai Rp 1 juta. "BPR kecil dan menengah mampu melakukan efisiensi dengan baik," ujarnya.

Sementara BPR besar kesulitan mengejar pertumbuhan 26,77% karena menggarap pasar usaha kecil dan menengah (UKM) yang biaya penagihannya sangat besar. "Rata-rata biaya penarikan satu rekening Rp 8,5 juta-Rp 9 juta," ucap Wianto. Hingga akhir Juni 2010, kredit BPR KS tumbuh 8,62% menjadi Rp 1,19 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Undang-Undang Kepailitan Dan PKPU Indonesia KONTAN DIGITAL PREMIUM ACCESS

[X]
×