CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Kredit BUKU I-III lesu, sementara BUKU IV naik 16%, begini kata bankir


Jumat, 06 September 2019 / 17:29 WIB
Kredit BUKU I-III lesu, sementara BUKU IV naik 16%, begini kata bankir
ILUSTRASI. Bank Mayora


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit kian melambat. Bank Indonesia (BI) mencatat per Juli 2019 kredit baru tumbuh 9,7% secara year on year (yoy). Padahal pada Juni, kredit tumbuh 9,9% yoy.

Nah, bila merujuk Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang rilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2019 terpantau kredit di bank kecil dan menengah tumbuh lebih lambat. Tercatat, BUKU I per Juni 2019 hanya membukukan kredit Rp 45,27 triliun saja, jumlah tersebut justru turun dari periode tahun sebelumnya sebesar 1,6%.

Sementara untuk BUKU II, juga tercatat tumbuh lebih rendah dari industri dengan kenaikan satu digit 5,11% yoy menjadi Rp 543,8 triliun hingga paruh pertama. Di samping itu, kategori BUKU III hanya tumbuh 1,94% saja secara tahunan dengan realisasi kredit Rp 1.763,82 triliun.

Nah, sebaliknya sang penguasa pasar yakni BUKU IV dengan modal inti di atas Rp 30 triliun justru tumbuh melampaui rata-rata industri. Tercatat, kredit BUKU IV di kuartal II 2019 sudah tembus Rp 2.962,66 triliun atau naik 16,85% secara yoy.

Namun, sejumlah bank kecil yang dihubungi Kontan.co.id memandang hal tersebut disebabkan oleh bertambahnya kategori bank yang masuk ke BUKU IV. 

Baca Juga: Penempatan dana bank di surat berharga flat secara industri, begini kata bankir

Direktur Keuangan PT Bank Sahabat Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan bahwa sejak awal tahun 2019 jumlah bank dalam kategori BUKU IV memang meningkat, seiring dengan masuknya Bank Panin ke dalam kategori ini. 

"Total kredit yang disalurkan Bank Panin tercatat sekitar Rp 140 triliun. Tidak heran bahwa pertumbuhan pada kategori BUKU IV terlihat meningkat signifikan," terangnya kepada Kontan.co.id, Jumat (6/9).

Hal ini pula yang menurutnya menjadikan alasan pertumbuhan kredit pada keseluruhan BUKU III terlihat kecil. Sebab, secara kategori kelompok usahanya ada cukup besar kredit di BUKU III yang berpindah masuk ke BUKU IV.

Lebih lanjut, Henky mengatakan untuk BUKU III juga terjadi hal serupa. Salah satunya, bergesernya PT Bank BNP Paribas dari BUKU II menjadi BUKU III. Selain itu, ada pula PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Barat (Banl NTB) yang berpindah ke kategori Bank Syariah. 

"Lalu ada pula Bank Nusantara Parahyangan (BNP) yang melakukan merger dengan Bank Danamon," sambungnya.

Jika memperhitungkan implikasi dari keluarnya bank-bank ketiga bank tersebut dari BUKU II, maka pertumbuhan yang dicatatkan pada BUKU II akan jauh lebih tinggi dari 5% per Juni 2019. Dan untuk pengingat, menjelang akhir Agustus 2019 lalu, kelompok BUKU I juga mengalami kekurangan anggota lantaran PT Bank Amar Indonesia juga baru naik ke BUKU II.

Lebih lanjut, ia mengatakan kendati pertumbuhan kredit perbankan di bulan Juni 2019 hanya naik 9,9% atau lebih pelan dibandingkan tahun sebelumnya, hal tersebut masih positif. 
Sebab, iklim ekonomi yang kurang kondusif saat ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan, khususnya untuk bank yang relatif kecil.

Hanya saja, bukan berarti bank kecil di BUKU I dan BUKU II tidak dapat bersaing. "Sedikit atau banyak, masing-masing bank punya segmen sendiri," terangnya. Khusus untuk BSS, Henky mengatakan pihaknya tetap akan berfokus pada segmen UMKM dan memperbaiki layanan. 

Sekaligus menunjang perluasan jaringan dengan menggunakan teknologi agar mampu bersaing di segmen yang memang menjadi keahlian perseroan. Bank milik taipan ini tetap positif, kredit mampu tumbuh hingga dua digit sampai akhir tahun 2019.

Baca Juga: Bank Kecil dan Menengah Berlomba Menggelar Rights Issue

Catatan saja, sampai dengan akhir Juli 2019 BSS masih mencatatkan kredit tumbuh sebesar 16,85% secara yoy dari Rp 6,77 triliun menjadi Rp 7,76 triliun.

Kendati ada perubahan peta kategori BUKU, bank kecil tetap memandang kredit perbankan banyak mengalir ke bank BUKU IV. Salah satunya, PT Bank Mayora yang menilai bahwa secara jaringan dan kemampuan pemberian kredit, bank BUKU IV jauh lebih leluasa dibanding bank kecil. Terutama dari segi tingkat suku bunga.

"Dalam hal suku bunga kredit, BUKU IV lebih kompetitif dibandingkan bank-bank yang lebih kecil di BUKU I-III. Sehingga dapat memenangkan persaingan suku bunga di pasar," ujar Irfanto Oeij, Direktur Utama Bank Mayora.

Meski begitu, senada dengan Henky, pihaknya menilai seluruh bank punya pasar sendiri. Bank Mayora misalnya akan fokus pada segmen kredit korporasi dan menengah untuk membantu pertumbuhan kredit.

Terutama di sektor industri pengolahan, manufaktur, perdagangan besar dan eceran, real estate, persewaan dan penyediaan jasa perusahaan lainnya.

Di sisi lain, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) memandang bahwa sejauh ini pihaknya tetap mendapatkan peluang permintaan kredit. Kendati demikian, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha memang menyebut bahwa saat ini segmen kredit konsumsi memang agak lesu.

Untuk tetap menopang kredit, pihaknya sudah berupaya melakukan promosi biaya dan suku bunga di pertengahan Agustus 2019 lalu. "Konsumer agak pelan, kredit produktif tumbuh lebih tinggi dan akan berlanjut sampai akhir tahun," katanya.

Adapun, sampai dengan akhir Agustus 2019 Ferdian membeberkan bahwa realisasi kredit Bank Jatim sudah menyentuh 9,91% atau mendekati target perseroan, yakni di atas 10% pada akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×