Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih lemahnya permintaan kredit diprediksi bakal berlanjut di tahun ini seiring kondisi ekonomi yang belum stabil. Kredit investasi yang biasanya jadi pengungkit di awal tahun pun dinilai para bankir belum akan tumbuh signifikan.
“Untuk kuartal I-2020 pertumbuhannya kami perkirakan masih akan moderat mengingat perusahaan masih belum agresif mencari dana, ditambah pencairan APBN yang belum besar,” kata Wakil Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Herry SIdharta kepada Kontan.co.id, Senin (6/1).
Baca Juga: Lebih dari separuh kartu debit dari tiga bank ini sudah pakai chip
Padahal Herry mengaku, sepanjang 2019 lalu kredit investasi perseroan tercatat tumbuh paling mumpuni hingga 17% (yoy), dibandingkan segmen kredit lainnya seperti kredit modal kerja yang cuma tumbuh hingga 4% (yoy). Meskipun secara komposisi, kredit modal kerja disebut Herry punya nilai yang lebih besar.
Adapun hingga November 2019, bank berlogo angka 46 ini telah menyalurkan kredit senilai Rp 523,92 triliun dengan pertumbuhan 11,70% (yoy). Sementara tahun ini, perseroan membidik pertumbuhan kredit di kisaran 11%-13%.
“Untuk kuartal I-2020, sejumlah sektor yang kami targetkan bisa menopang pertumbuhan kredit akan berasal dari industri pengolahan, konstruksi, infrastruktur, serta pertanian dan pariwisata untuk segmen UMKM,” sambungnya.
Hal senada juga disampaikan Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Hera F Haryn. Awal tahun ini, pertumbuhan redit investasi perseroan juga diprediksi moderat.
Baca Juga: Mandiri Group siap konversi kantor cabang konvensional di Aceh
“BCA akan menyalurkan kredit investasi sesuai dengan peluang yang ada serta tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian,” katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (7/1).
Meski demikian, Hera bilang hingga kuartal III-2019 lalu perseroan juga mencatat pertumbuhan kredit investasi tumbuh 16% (yoy). Sementara secara total pertumbuhan kredit perseroan juga dipatok konservatif di kisaran 7%-8%.
Maklum, hingga November 2019 pertumbuhan kredit BCA juga baru mencapai 8,13% (yoy) menjadi Rp 569,80 triliun.
Baca Juga: Penuhi aturan Qanun LKS, bank swasta sudah konversi kantor konvensional ke syariah
Adapun sebelumnya Presiden Direktur BCA Jahja Setiatmadja bilang target konservatif ini lantaran bank swasta terbesar di tanah air ini masih mewaspadai lemahnya permintaan kredit.
Sedangkan dari catatan Bank Indonesia, kredit investasi pada November 2019 telah tersalurkan senilai Rp 1.431,4 triliun dengan pertumbuhan 13,7% (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News