kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.480   -25,75   -0,34%
  • KOMPAS100 1.154   -2,95   -0,26%
  • LQ45 913   0,81   0,09%
  • ISSI 227   -1,59   -0,70%
  • IDX30 471   1,26   0,27%
  • IDXHIDIV20 567   3,73   0,66%
  • IDX80 132   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 139   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 157   0,79   0,50%

Kredit investasi tumbuh paling deras dibanding modal kerja dan konsumsi


Selasa, 11 Juni 2019 / 17:42 WIB
Kredit investasi tumbuh paling deras dibanding modal kerja dan konsumsi


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan terus menggeliat di kuartal II 2019. Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI) menunjukkan kredit perbankan pada bulan April 2019 tercatat mencapai Rp 5.339,2 triliun atau tumbuh sebesar 11% secara year on year (yoy). Peningkatan kredit tersebut utamanya ditopang dari debitur korporasi yang tercatat memiliki pangsa pasar hampir 50% dari total kredit perbankan.

BI juga menyebutkan, kredit korporasi pada bulan April 2019 naik hingga 14,1% secara yoy. Peningkatan ini melebihi pertumbuhan kredit perseorangan yang hanya tumbuh satu digit 8,9% yoy di periode yang sama.

Sementara berdasarkan jenisnya, kredit investasi naik paling tinggi secara persentase sebesar 13,3% yoy menjadi Rp 1.351,9 triliun. Kenaikan ini melampaui pertumbuhan pada kredit modal kerja (KMK) sebesar 11,1% dan kredit konsumsi (KK) 9% secara yoy di bulan April 2019.

Bila dirinci, sektor konstruksi lah yang menyebabkan pertumbuhan KI melambung di empat bulan pertama 2019 dengan kenaikan sebesar 44,9% yoy menjadi Rp 110,7 triliun. Menurut BI, akselerasi pertumbuhan sektor konstruksi didorong oleh subsektor bangunan jalan tol di wilayah Banten dan Jawa Barat.

Selain konstruksi, sektor kredit pertambangan dan penggalian juga ikut memberikan kontribusi terhadap kenaikan kredit investasi lewat pertumbuhan sebesar 25,5% secara tahunan per April 2019. Kenaikan tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sudah naik 23,4% yoy.

Sejumlah bankir yang ditemui Kontan.co.id sepakat kalau KI memang naik signifikan. Direktur Keuangan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Vera Eve Lim mengatakan bahwa per Maret 2019 lalu saja kredit investasi BCA sudah meningkat sebanyak 22% yoy. Pertumbuhan tersebut praktis lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan total kredit BCA di bulan Maret 2019 sebesar 10,1%.

"Tapi kredit investasi memang masih kecil, hanya 38% dari total portofolio," terang Vera di Jakarta, Senin (11/6). Menurutnya, kenaikan tersebut utamanya disebabkan oleh banyaknya pembiayaan proyek infrastruktur terutama untuk program Pemerintah.

Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Putrama Wahyu Setyawan juga mengamini kalau KI tumbuh lebih deras dibanding kredit lain. "Secara pertumbuhan lebih besar, didorong infrastruktur termasuk pembangkit listrik," singkatnya kepada Kontan.co.di, Selasa (11/6).

Sementara untuk PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) kenaikan KI didorong dari kredit konstruksi. "Memang lebih besar kredit investasi secara, tapi tidak banyak jumlahnya. Didorong dari kredit konstuksi," ujar Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso.

Pihaknya mengatakan secara rata-rata kredit investasi diperkirakan akan tumbuh di kisaran 13% sampai akhir tahun. Proyeksi tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan kredit perseroan secara total di 2019 sebesar 11%-13%.

Setali tiga uang, Direktur Keuangan PT BPD Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Timur Satyagraha menjelaskan kredit investasi perseroan hingga April 2019 sudah naik 11,21% secara yoy. "Ditopang sebagian besar oleh sektor konstruksi dengan porsi 65% dari total kredit investasi," tuturnya.

Ferdian mengatakan kredit tersebut tumbuh paling tinggi dibandingkan jenis kredit lain. Diperkirakan KI masih akan terus tumbuh sejalan masih berjalannya sejumlah pembiayaan infrastruktur pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×