Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
Berbeda dengan BTN, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mengatakan kredit konstruksi perseroan masih belum sederas industri.
Wajar saja, bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini tidak menjadikan kredit konstruksi sebagai andalan pertumbuhan kredit. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menuturkan sampai dengan Agustus 2018 kredit konstruksi Bank Jatim baru tumbuh 4,57% secara year on year (yoy).
"Di Bank Jatim kredit konstruksi growth moderat 4,56%. Memang kami lebih fokus ke kredit ritel dibandingkan konstruksi," ujarnya.
Atas hal itu, bank berkode emiten bursa BJTM ini hanya mematok pertumbuhan kredit konstruksi di kisaran 6% sampai 7% sampai akhir tahun.
Di lain pihak, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan kredit konstruksi pada awal tahun memang tumbuh cukup tinggi mencapai dua digit.
Sayangnya, Parwati tidak merinci besaran pertumbuhan kredit konstruksi di OCBC NISP saat ini. "Sektor konstruksi naik cukup baik di semester I 2018. Proyeksi kami pada kuartal IV nanti pertumbuhannya tidak lebih tinggi dibandingkan semester I 2018 lalu," singkatnya.
Pun, NPL kredit konstruksi OCBC NISP masih terpantau stabil di level 1,5% alias tidak banyak bergerak dari posisi di akhir kuartal II 2018 lalu. Sebagai tambahan informasi saja, SPI OJK mencatatkan kredit konstruksi pada masing-masing BUKU mengalami peningkatan di bulan Juli 2018 lalu.
BUKU I misalnya mencatatkan kenaikan sebesar 33,21% yoy per Juli 2018 lalu menjadi Rp 2,44 triliun. BUKU II tumbuh paling tipis sebesar 2,4% yoy menjadi Rp 25,67 triliun.
Sementara BUKU III tumbuh 18,47% dari Rp 116,65 triliun menjadi Rp 138,52 triliun. Sedangkan BUKU IV per Juli 2018 lalu mencatatkan kredit konstruksi tumbuh 20,71% yoy menjadi Rp 104,44 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News