Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
Yuddy melihat tekanan terjadi pada kelas masyarakat menengah ke bawah. Penyebabnya daya beli yang melemah dan harga properti terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Tapi kami melihat pergerakannya masih dalam batas yang wajar,” ujar Yuddy.
Di Bank BJB sendiri, Yuddy merasakan hal sama. Di mana, tekanan terasa pada segmen menengah ke bawah yang daya belinya cukup terdampak oleh kondisi ekonomi yang ada.
Meski demikian, ia enggan menyebutkan NPL KPR yang saat ini dimiliki. Yuddy hanya memastikan agar NPL di sektor KPR tidak naik signifikan.
Baca Juga: Fintech Atur Strategi Kikis Kredit Macet
“Fokusnya adalah bagaimana proses kredit dilakukan dengan hati-hati, selektif dan manajemen portofolio yg baik, agar tekanan ini tidak berdampak terhadap kualitas kredit di masa depan,” tambahnya.
VP Corporate Communication Bank Mandiri Ricky Andriano menambahkan sampai dengan akhir Oktober 2024 posisi NPL KPR Bank Mandiri masih berada pada level yang terjaga di bawah rata-rata industri perbankan. Bahkan, mengalami perbaikan sebesar 17 basis poin (bps) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Kredit Macet dan Penarikan Kendaraan Meningkat, Ini Respons Perusahaan Multifinance
Ia menambahkan dalam menjaga kinerja yang solid dan berkelanjutan, Bank Mandiri fokus pada strategi pendekatan ekosistem dan pemanfaatan sektor-sektor unggulan di masing-masing wilayah operasional.
“Melalui strategi tersebut, Bank Mandiri optimis tren pertumbuhan KPR Bank Mandiri akan terus mencatatkan tren yang positif,” ujar Ricky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News