kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,88   -27,85   -3.00%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit modal kerja sejumlah bank masih menggeliat


Minggu, 25 Juli 2021 / 11:24 WIB
Kredit modal kerja sejumlah bank masih menggeliat
ILUSTRASI. Penyaluran kredit modal kerja sejumlah bank masih menggeliat.


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit meningkat pada kuartal kedua 2021, yang terlihat dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru yang berada di level 53,9%. Kredit modal kerja menjadi penyumbang tertinggi pertumbuhan kredit baru ini, yaitu dengan SBT sebesar 45%.

Salah satu bank yang membukukan pertumbuhan penyaluran kredit modal kerja adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Hingga akhir kuartal kedua 2021, BRI tercatat telah menyalurkan kredit modal kerja sebesar Rp 469,7 triliun. Bank pelat merah ini optimistis penyaluran kredit masih mampu tumbuh 7% hingga akhir tahun 2021.

Meskipun demikian, BRI masih membuka peluang untuk revise up atau revise down atas rencana bisnis bank (RBB) dengan mempertimbangkan kondisi yang ada.

“Tantangan utama penyaluran kredit perbankan nasional saat ini yakni menurunnya permintaan akibat tertekannya daya beli dan konsumsi masyarakat,” ujar Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto kepada KONTAN, Jumat (23/7).

Baca Juga: Penyaluran kredit modal kerja Bank Mandiri capai Rp 320,15 triliun hingga Mei 2021

Aestika menyebutkan, strategi BRI menyikapi hal ini adalah dengan business follow stimulus. “BRI akan terus menjadi mitra utama pemerintah dalam penyaluran berbagai stimulus bantuan sehingga dapat mendongkrak daya beli dan konsumsi masyarakat,” tambahnya.

Hasil riset BRI menunjukkan, 72% pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) penerima Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro (BPUM) membutuhkan modal kerja tambahan, untuk mempercepat pemulihan usahanya dan juga mengembangkannya. “Hal ini merupakan salah satu sumber permintaan atas kredit usaha rakyat (KUR) BRI sehingga penyalurannya on the track,” ujar Aestika.

Sementara, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan kredit modal kerja (KMK) secara bank only telah mencapai Rp 320,15 triliun hingga Mei 2021. “Jumlah tersebut masih tumbuh bila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya,” kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha kepada KONTAN, Jumat (23/7).

Rudi menguraikan, sampai dengan posisi akhir Juni 2021 bank berlogo pita emas ini masih mampu menjaga pertumbuhan kredit korporasi (segmen wholesale) di atas 5% secara year on year (YoY). “Adapun kontribusi utama pertumbuhan kredit tersebut antara lain berasal dari sektor telekomunikasi, pemerintahan, FMCG, serta perkebunan sawit & CPO,” tambahnya.

Bank Mandiri mengharapkan, sampai dengan akhir tahun 2021 kredit modal kerja dapat tetap tumbuh yang ditopang oleh sektor-sektor yang masih prospek baik dan relatif tidak terdampak secara langsung oleh pandemi Covid-19.

“Seperti telekomunikasi, FMCG, serta perkebunan sawit dan CPO, sebagaimana kondisi debitur pada sektor-sektor tersebut hingga paruh pertama tahun ini masih memiliki kinerja yang baik. Selain itu, dengan upaya pemerintah dan regulator untuk terus mendorong pemulihan ekonomi, kami optimis ruang pertumbuhan masih terbuka.” kata Rudi.

Sedangkan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menyatakan, salah satu fokus utama kebijakan manajemen saat ini adalah adanya pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Beragam langkah telah disiapkan BNI demi mewujudkan kinerja yang berkelanjutan, diantaranya menetapkan target kinerja yang berbasiskan profitabilitas.

"Seperti memaksimalkan perolehan fee income dan juga meningkatkan pengguna digital banking, sehingga tidak hanya menekankan pada pertumbuhan aset semata,” ujar Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini kepada KONTAN, Jumat (23/7).

Baca Juga: Semester I-2021, penyaluran kredit BCA turun tipis

Novita mengatakan, untuk guidance ekspansi kredit berada di kisaran 5%-6%. Bank berlogo 46 ini mencatatkan sampai dengan semester satu tahun 2021, posisi kredit modal kerja BNI berada di kisaran Rp300 triliun, atau 55% terhadap total kredit BNI dengan pertumbuhan masih dalam range guidance, yaitu di kisaran 6% dibandingkan dengan akhir tahun.

“Dapat kita ketahui bahwa Indonesia sedang mengalami second wave Covid 19 dan diberlakukannya PPKM, yang tentunya berdampak pada bisnis bank. Di tengah situasi ini, kami berupaya untuk mengoptimalkan penyaluran kredit secara selektif dan prudent. Selama pandemi kami telah melakukan penyesuaian pada komposisi bauran kredit, sebagai upaya untuk menghimpun portofolio berisiko rendah sehingga dapat meminimalkan potensi kredit bermasalah atau Loan at Risk (LAR) di kemudian hari,” urai Novita.

Maka itu, BNI memfokuskan pertumbuhan kredit pada segmen korporasi. Terutama pada top tier client, segmen konsumer terutama kredit berbasis payroll dan segmen kecil terutama kredit usaha rakyat (KUR).

Novita menjelaskan, untuk segmen konsumer BNI terus memperkuat digitalisasi perbankan. BNI merancang inisiatif dan strategi antara lain melakukan percepatan pengembangan terintegrasi dengan fokus pada Omni Channel. “Dengan adanya Omni Channel ini nantinya akan memudahkan debitur atau nasabah untuk melakukan berbagai transaksi, mulai dari digital management hingga layanan kartu kredit secara digital,” tambah Novita.

Wujud dukungan terhadap program pemerintah, BNI memiliki strategi dalam penyaluran KUR yaitu dengan mempertajam fokus penyaluran ke sektor produksi yang sudah ada seperti pertanian, perkebunan, industri penggolahan dan jasa.

Selain itu, memperluas penyaluran ke sektor pariwisata, perkebunan dan peternakan; meningkatkan sinergi dengan korporasi maupun pihak ketiga dan sinergi BUMN; dan mempermudah akses digital usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mendapatkan KUR. “Di samping itu, kami juga terus menggali supply chain debitur dan memberikan solusi keuangan yang menyeluruh (one stop solution) agar dapat menjadi prospek kredit kedepannya,” imbuh Novita.

Sementara, PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut) mencatatkan kredit modal kerja per Juni 2021 sebesar Rp 6,3 triliun. “Dengan jumlah debitur sebanyak 45.841,” ujar Sekretaris Perusahaan Bank Sumut, Syahdan Siregar kepada KONTAN, Jumat (23/7).

Tahun ini, Bank Sumut menargetkan penyaluran kredit modal kerja senilai Rp 6,7 triliun.

Syahdan menjelaskan terkait dengan strategi Bank Sumut untuk mendongkrak kredit modal kerja antara lain dengan menyalurkan kredit-kredit program pemerintah, dan melakukan monitoring kualitas kredit di samping tetap menyalurkan kredit dengan prinsip kehati-hatian.

Selanjutnya: Per semester I 2021, BNI telah salurkan kredit modal kerja hingga Rp 300 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×