kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Kredit Properti Bank Asing dan Campuran Anjlok


Senin, 15 Maret 2010 / 19:29 WIB
Kredit Properti Bank Asing dan Campuran Anjlok


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Nilai penyaluran kredit properti oleh kelompok bank asing dan bank campuran terus merosot turun. Mengutip data terbaru statistik ekonomi dan keuangan Indonesia yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), nilai kredit properti bank asing dan bank campuran hingga Januari 2010 tercatat sebesar Rp 6,428 triliun.

Nilai ini anjlok 42,62% dibandingkan dengan Januari 2009 yang masih sebesar Rp 11,203 triliun. Bila dihitung pertumbuhan dari akhir Desember 2009 ke Januari 2010 alias year to date, penyaluran kredit properti bank asing dan bank campuran tercatat minus 39,34%.

Akhir tahun lalu, nilai kredit properti mereka masih sebesar Rp 10,597 trilliun. Tercatat, jenis kredit properti di bank asing dan bank campuran yang penyalurannya paling terpukul adalah jenis kredit kepemilikan rumah (KPR) dan apartemen (KPA).

Per Januari 2010, nilai penyaluran KPR dan KPA bank asing hanya sebesar Rp 511 miliar. Turun hingga 64% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,42 triliun. Adapun bila dibandingkan dengan posisi Desember 2009, penurunannya mencapai 69,2%.

Untuk jenis kredit real estate, nilai penyalurannya hanya sebesar Rp 2,08 triliun. Turun lebih dari setengah, tepatnya 53,46% dari posisi akhir tahun lalu. Sedangkan bila dibandingkan dengan posisi Januari 2009, penurunannya mencapai 46,83%.

Penurunan yang cukup signifikan juga melanda penyaluran jenis kredit konstruksi. Per akhir Januari 2010, kredit konstruksi yang diberikan oleh bank asing dan bank campuran hanya sebesar Rp 3,83 triliun. Turun 34,6% dari Januari tahun lalu.

Secara umum, hingga akhir Januari lalu, pertumbuhan kredit properti perbankan nasional memang masih belum terlalu bergairah. Sepanjang Januari, nilai kredit properti perbankan tercatat susut 3,4% menjadi Rp 206,86 triliun, dari posisi akhir tahun yang masih sebesar Rp 214,14 triliun.

Syukurlah, pertumbuhan tahunan kredit properti masih positif yakni mencapai 7,24%. KPR dan KPA masih bertumbuh 15,6%. Kredit real estate tumbuh 11,07%. Kredit konstruksi satu-satunya yang mencatat penurunan menjadi sebesar Rp 51,44 triliun, atau susut 10,38%. Lesunya penyaluran kredit properti perbankan tak lepas dari krisis ekonomi sejak dua tahun lalu.

Mengutip survei perbankan terakhir BI, greget perbankan menyalurkan kredit ke sektor properti diperkirakan masih belum bangkit tahun 2010 ini. Bank masih akan pelit menyalurkan kredit yang sifatnya jangka panjang. Termasuk di antaranya adalah sektor properti dan bangunan yang biasanya menyerap kredit investasi bertenor panjang. "Yang dihindari oleh bank terutama adalah untuk pembangunan mal dan apartemen," jelas BI dalam survei yang dirilis bulan lalu.

Chief Financial Officer Bank CIMB Niaga Faisal Dharmasetiawan menuturkan, pada dasarnya putusan penyaluran kredit ke sebuah sektor akan selalu dihitung sesuai dengan risiko dan bobot portofolionya. Misalnya, jika portofolio kredit ke sebuah sektor sudah besar dan risikonya juga meningkat, bank akan cenderung mengerem penyaluran kredit ke sektor tersebut. "Kredit konstruksi memang lebih besar resikonya ketimbang KPR, maka itu KPR kami masih terus gencar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×