kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kredit properti dan ritel paling sensitif terhadap kenaikan bunga acuan


Selasa, 21 Agustus 2018 / 17:22 WIB
Kredit properti dan ritel paling sensitif terhadap kenaikan bunga acuan
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank BTPN


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit propeti dan ritel merupakan dua sektor yang paling sensitif terhadap kenaikan bunga acuan. Hal ini diakui oleh bankir dan regulator.

Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, sektor yang paling sensitif terhadap kenaikan bunga acuan adalah kredit konsumer khususnya properti.

Namun Boedi bilang dengan diberlakukannya kembali lagi tiga pilar per akhir Agustus 2017, pergerakan rasio kredit bermasalah atau NPL tidak akan naik signifikan. "Kondisi NPL sudah dicover oleh pencadangan di akhir 2017," kata Boedi kepada kontan.co.id, Selasa (21/8).

Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner OJK menyarankan bank melakukan efisiensi untuk menjaga risiko kenaikan bunga acuan. Sementara, Anika Faisal, Direktur Kepatuhan BTPN mengatakan sektr ritel merupakan yang cukup sensitif terhadap kenaikan bunga acuan.

Menurut Anika, bank akan selalu menjaga prinsip kehati-hatian. "Bank selalu menjaga kehati-hatian harus ada risk appetite," kata Anika kepada kontan.co.id, Senin (20/8). Pengelolaan NPL menurut Anika merupakan pekerjaan sehari hari bankir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×