Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Sejumlah bank besar gencar menyalurkan kredit dalam valuta asing (valas). Sebagian besar kredit valas tersebut, mengalir ke perusahaan-perusahaan yang juga menghasilkan pendapatan dalam bentuk valas, sehingga meminimalisir risiko di tengah fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk. Emiten bank bersandi saham BMRI tersebut membukukan pertumbuhan kredit valas yang cukup lumayan per September 2014. Catatan KONTAN menunjukkan, pada September 2014, kredit valas bank milik pemerintah ini tercatat sebesar Rp 72,24 triliun. Angka tersebut tumbuh 20,82% dari posisi September 2013 yang senilai Rp 59,79 triliun.
Meski begitu, angka pertumbuhan kredit valas Bank Mandiri tersebut sedikit melambat dari periode sebelumnya. Pada September 2013, pertumbuhan kredit dalam mata uang asing di Bank Mandiri naik 23%.
Mayoritas kredit valas tersebut, mengalir ke sektor manufaktur, oil and gas (minyak dan gas), dan perdagangan. Untuk kredit manufaktur berbasis valas, jumlah kredit yang disalurkan Bank Mandiri mencapai US$ 1,38 miliar. Sedangkan, bagi sektor oil and gas dan perdagangan, masing-masing memperoleh pinjaman senilai US$ 1,34 miliar dan US$ 590 juta.
Sementara, bank milik pemerintah lain, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk, mencatat pertumbuhan kredit valas sebesar 14% per September 2014 menjadi Rp 37,51 triliun. Pada September 2013 silam, kredit valas yang sudah dikucurkan emiten bersandi saham BBNI ini berjumlah Rp 32,88 triliun. Mayoritas kredit valas tersebut mengalir ke korporasi.
Manajemen Bank Mandiri sendiri menargetkan realisasi penyaluran kredit valas mencapai US$ 6 miliar pada akhir tahun 2014. “Saat ini, kredit valas Mandiri sudah mencapai US$ 5,5 miliar," ujar Abdul Rachman, Direktur Institutional Banking Bank Mandiri, Selasa (11/11).
Angka tersebut, lanjut Abdul Rachman, kemungkinan besar tidak akan banyak berubah hingga akhir tahun ini. Menurut dia, ke depan Bank Mandiri tetap akan komitmen menyalurkan kredit bermata uang asing tersebut, karena likuiditas valas sendiri masih mencukupi.
Abdul Rachman mengaku, Bank Mandiri memiliki rasio pinjaman terhadap simpanan alias loan to deposit (LDR) valas, sebesar 74%. Nah, agar postur tersebut tetap aman dan terjaga, maka Bank Mandiri akan menjaga rasio LDR valas di level 75% sampai maksimal di posisi 80%.
“Ke depan kredit valas masih bisa bertumbuh namun dengan tetap menjaga risiko, LDR kami masih baik,” imbuh Abdul Rachman. Maklum saja, kekhawatiran perlambatan ekonomi masih menjadi kekhawatiran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News