Reporter: Issa Almawadi, Nina Dwiantika, Adhitya Himawan, Dea Chadiza Syafina | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. Sejumlah perbankan nasional kemarin merilis kinerja keuangan tahun 2013. Hasilnya, pertumbuhan kredit sebagian bank melambat.
Bank Mandiri, misalnya, menyalurkan kredit sepanjang tahun lalu sebesar Rp 472,4 triliun. Jumlah ini tumbuh 21,5% dibandingkan kredit periode yang sama tahun 2012, sebesar Rp 388,8 triliun.
Namun, pertumbuhan kredit bank berlogo pita merah ini justru melambat dibandingkan penyaluran kredit 2012 yang tumbuh 23,7% ketimbang posisi 2011 sebesar Rp 314,4 triliun.
Direktur Keuangan Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansury, mengatakan pencapaian kredit 2013 didorong oleh pertumbuhan kredit segmen ritel, yakni di atas 18% . Sedangkan pertumbuhan kredit konsumer agak melambat.
Bank Mandiri masih fokus menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif. Sekitar 86% kredit yang disalurkan perseroan adalah ke sektor produktif. Kredit ritel masih mendominasi kredit Bank Mandiri secara keseluruhan, yaitu 31,2% dari total kredit. Kredit segmen ritel yang pertumbuhannya paling tinggi adalah sektor mikro yakni sebesar 42,3% menjadi Rp 27 triliun.
Kredit di segmen business banking tumbuh sebesar 20,9% menjadi Rp 46,5 triliun. Sementara, kredit konsumer tumbuh 18,5% menjadi Rp 56,6 triliun.
Direktur Utama Budi Gunadi Sadikin, mengatakan kredit perseroan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan. Sejatinya, hal ini tertolong oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Alhasil, nilai kredit yang mereka salurkan dengan menggunakan valuta asing (valas) bertambah. "Kalau dihilangkan keuntungan dari kurs, kredit kami hanya tumbuh 17,8%," ungkap Budi.
Perlambatan juga dialami Bank Tabungan Negara (BTN). Bank yang fokus menggarap kredit pemilikan rumah ini mencatatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan mencapai Rp 100,46 triliun tahun lalu. Jumlah ini tumbuh 23,4% dibandingkan tahun 2012 yang sebesar Rp 81,41 triliun.
Dibandingkan penyaluran kredit dan pembiayaan pada 2012, pencapaian pertumbuhan kredit Bank BTN melambat. Kucuran kredit dan pembiayaan BTN pada akhir 2012 tumbuh 28% year-on-year menjadi Rp 81,41 triliun.
Manajemen bank pelat merah ini memproyeksikan penyaluran kredit dan pembiayaan pada tahun 2014 juga akan mengalami perlambatan. Direktur Utama BTN Maryono mengungkapkan, target penyaluran kredit dan pembiayaan BTN pada tahun ini hanya sebesar 17%-18%. "Kami menargetkan penyaluran kredit dan pembiayaan 2014 mencapai RP 109,4 triliun," ujar Maryono di Gedung BTN, Jakarta, Senin (10/2).
Maryono optimistis, BTN mampu menyalurkan kredit sesuai target pada tahun ini. Selain mengandalkan dana pihak ketiga (DPK), BTN akan memaksimalkan sumber pembiayaan dan kredit dari dana jangka panjang seperti obligasi dan sekuritisasi.
Sedangkan Bank OCBC NISP mencatatkan kredit sepanjang 2013 senilai Rp 64 triliun. Jumlah ini tumbuh 21% dari pencapaian 2012 sebesar Rp 53 triliun. Manajemen OCBC memproyeksikan pertumbuhan kredit tahun ini lebih lambat daripada pencapaian 2013. OCBC NISP membidik kredit 2014 tumbuh 15%-20% menjadi Rp 73,6 triliun hingga Rp 76,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News