Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Jago Tbk (ARTO) telah merilis laporan keuangan semester I tahun ini. Di periode tersebut laba bersih emiten berkode saham ARTO meningkat 154% secara tahunan menjadi Rp 127 miliar.
Jika dihitung per kuartal II, laba bersih ARTO naik 139% secara tahunan dan naik 12% secara kuartalan menjadi Rp 67 miliar. Kenaikan tersebut ditopang dari penurunan provisi. Meski kinerja ARTO melonjak, Analis CGS Internasional Sekuritas Indonesia Handy Noverdanius menyebut, laba bersih ARTO masih di bawah ekspektasi yaitu 35% dari proyeksi setahun penuh dan 42% dari estimasi konsensus Bloomberg.
Handy juga melihat, biaya operasional ARTO meningkat 5,4% secara kuartalan dan 20,6% pada semester I tahun ini. Ini seiring dengan investasi untuk peluncuran produk baru. Dalam paparan kinerja terbaru, manajemen ARTO memperkirakan pertumbuhan OPEX sepanjang 2025 akan sebesar 20% dengan rasio efisiensi (CIR) sekitar 60% (vs 58% pada semester I tahun 2025).
Baca Juga: Bank Jago Catat Laba Bersih Rp 127 Miliar, Tumbuh 154% pada Semester I-2025
Namun demikian, portofolio kredit tumbuh 36,8% secara tahunan dan naik 5,8% secara kuartalan menjadi Rp 21,4 triliun pada kuartal II-2025. Ini sejalan dengan target tahunan 30%–35%. Kontribusi terbesar berasal dari GOTO, yang menyumbang sekitar 21% dari total kredit.
Sayangnya, imbal hasil kredit menurun akibat pergeseran ke kredit dengan kualitas lebih tinggi namun imbal hasil lebih rendah. Risk-adjusted NIM turun 20 bps menjadi 5,6%, dipengaruhi kenaikan biaya dana (cost of fund) dan penurunan suku bunga acuan BI sebesar 25 bps pada April 2025 yang mempengaruhi imbal hasil bank dari aktivitas treasury.
"Kami berpendapat bahwa persaingan dari bank digital lain dapat memengaruhi imbal hasil kredit pada tahun 2025 karena kontribusi dari pinjaman digital langsung (imbal hasil lebih tinggi) akan lebih signifikan mulai tahun 2026 dan seterusnya," kata Handy dalam riset 28 Juli 2025.
Pada kuartal II tahun ini, pinjaman digital langsung hanya mencapai 1%-2% dari total kreditnya. Di sisi positifnya, bank mengantisipasi cost of fund yang lebih rendah pada semester II tahun 2025, yang dapat membantu mencegah penurunan lebih lanjut dalam risk-adjusted NIM.
Sebagai gantinya, ARTO berencana untuk menarik lebih banyak nasabah tetap dengan fitur-fitur seperti menghubungkan kartu debitnya ke rekening valuta asing. ARTO juga telah memperoleh izin untuk menjadi kustodian perdagangan aset keuangan digital. "Manajemen sedang menunggu persetujuan BI untuk meluncurkan produk tabungan berbasis emas," jelas Handy dalam riset.
Baca Juga: Bank Jago Catat Laba Tumbuh 154% pada Semester I-2025
Jumlah nasabah ARTO meningkat 5,5% secara kuartalan menjadi 17,2 juta pada akhir kuartal II tahun ini, termasuk 3,7 juta nasabah yang menerima pinjaman. "Menurut kami, basis nasabah yang lebih berkualitas akan membantu meningkatkan simpanan dan fee-based income," papar Handy.
Untuk itu, CGS Sekuritas masih merekomendasi ADD saham ARTO. "Ini karena kami memperkirakan pertumbuhan kredit akan tetap di angka dua digit dan akan mengarah pada peningkatan laba dan ROE," ujar Handy.
Namun, CGS Sekuritas memangkas EPS tahun 2025-2026 sebesar 28,6%-40,8% karena tekanan NIM dari imbal hasil kredit yang lebih rendah dari perkiraan dan cost of fund yang lebih tinggi dari perkiraan meskipun CAGR kredit tahun 2021-2024 yang kuat sebesar 49%.
Oleh karena itu, Handy menurunkan target price berbasis GGM menjadi Rp 2.200, sekarang berdasarkan P/BV FY26F 3.3x dibandingkan sebelumnya 4.5x. Downside risks pertumbuhan kredit yang lebih lambat dari perkiraan, penurunan kualitas aset, dan tekanan pada NIM. Re-rating catalysts: pemulihan risk-adjusted NIM dan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari perkiraan.
Baca Juga: Soal Pemblokiran Rekening Dormant, Begini Tanggapan Bank Jago
Selanjutnya: Dana Kelolaan Capai Rp 837 Triliun, BPJS Ketenagakerjaan Genjot Investasi di Deposito
Menarik Dibaca: Punya Reputasi Buruk, Ketahui Dulu 4 Fakta MSG yang Tak Terduga Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News