Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Bank Syariah Bukopin (BSB) mencatat pertumbuhan laba yang tinggi, yakni hingga 74,18%. Rinciannya, dari keuntungan di tahun 2011, laba BSB menjadi Rp 26,3 miliar di 2012.
Dalam mencapai peningkatan laba tersebut, BSB memiliki strategi. "Itu laba unaudited, kami fokus terhadap beberapa sektor bisnis dan meningkatkan fee based income," jelas Direktur Utama BSB Riyanto, Jumat (1/2).
Salah satu sektor bisnis yang disasar BSB yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Riyanto bilang bahwa 62% kredit BSB diberikan ke UMKM. Ini disalurkan ke 9 segmen, di antaranya kesehatan, pendidikan, perdagangan, dan konstruksi. "Tapi terbesar di perdagangan," ujarnya.
Kemudian, produk fee base yang diperoleh BSB antara lain dari layanan jasa public services untuk pembayaran listrik, bank garansi, produk pembiayaan, dan lain-lain.
Pada 2012, fee based income BSB tumbuh antara 40%-50% dibanding tahun sebelumnya. Untuk tahun ini, Riyanto berharap total fee based mencapai 10% dari pendapatan. "Sekitar Rp 5 miliar sampai Rp 10 miliar," ucapnya.
Tahun kemarin, BSB mencatat rata-rata pertumbuhannya sekitar 32%. "Kami tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan perbankan syariah," ucap Riyanto.
Pembiayaan Bank Syariah Bukopin (BSB) meningkat 37,23% jadi Rp 2,63 triliun. Kemudian Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat dari Rp 2,3 triliun di 2011 jadi Rp 2,8 triliun di 2012. Tahun ini, BSB menargetkan rata-rata pertumbuhan sekitar 30 sampai 40%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News