Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Investasi teknologi informasi (IT) masih membebani kinerja PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN). Berdasarkan laporan keuangan, BTPNÂ mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,75 triliun pada akhir 2016, atau hanya naik 3% dibandingkan tahun 2015 senilai Rp 1,70 triliun.
Kenaikan laba tipis ini setelah perusahaan mencatat penurunan laba pada tahun 2016.
Jerry Ng, Direktur Utama BTPN mengatakan, jika tanpa memperhitungkan nilai investasi baru yang lebih dari Rp 600 miliar, maka perusahaan mencatat laba Rp 2 triliun di akhir tahun lalu.
"Belanja teknologi ini tentu saja mengerek beban operasional, tapi kami yakin investasi ini akan memberikan dampak positif bagi perusahaan," katanya, Selasa (21/2).
BTPN mengalokasikan dana Rp 611 miliar untuk investasi pengembangan layanan digital selama pada tahun lalu. Dengan berbagai terobosan tersebut, BTPN telah menjaring nasabah-nasabah baru dan meningkatkan pendanaan. BTNPN mencatat dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 10% year on year (yoy) menjadi Rp 66,2 triliun pada akhir tahun 2016.
Sedangkan, total pendanaan (funding) meningkat 12% yoy dari Rp 65,6 trilun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 73,3 triliun pada akhir Desember 2016.
Dana yang tumbuh lambat ini seiring dengan pertumbuhan kredit yang lambat. BTPN mencatat penyaluran kredit hanya tumbuh 8% yoy menjadi Rp 63,2 triliun di akhir 2016. Penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 0,79%.
Pertumbuhan kredit antara lain ditopang penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah (UKM) yang mencapai Rp 9,3 triliun per akhir 2016, atau tumbuh 35% dibandingkan Rp 6,9 triliun per akhir tahun 2015. Penopang lainnya adalah pembiayaan melalui BTPN Syariah yang tumbuh 36% (yoy) dari Rp 3,7 triliun per akhir tahun 2015 menjadi Rp 5 triliun pada akhir tahun 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News