kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Laba BTPN 2016 tumbuh tipis 3%


Selasa, 21 Februari 2017 / 18:22 WIB
Laba BTPN 2016 tumbuh tipis 3%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Investasi teknologi informasi (IT) masih membebani kinerja PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN). Berdasarkan laporan keuangan, BTPN  mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,75 triliun pada akhir 2016, atau hanya naik 3% dibandingkan tahun 2015 senilai Rp 1,70 triliun.

Kenaikan laba tipis ini setelah perusahaan mencatat penurunan laba pada tahun 2016.

Jerry Ng, Direktur Utama BTPN mengatakan, jika tanpa memperhitungkan nilai investasi baru yang lebih dari Rp 600 miliar, maka perusahaan mencatat laba Rp 2 triliun di akhir tahun lalu.

"Belanja teknologi ini tentu saja mengerek beban operasional, tapi kami yakin investasi ini akan memberikan dampak positif bagi perusahaan," katanya, Selasa (21/2).

BTPN mengalokasikan dana Rp 611 miliar untuk investasi pengembangan layanan digital selama pada tahun lalu. Dengan berbagai terobosan tersebut, BTPN telah menjaring nasabah-nasabah baru dan meningkatkan pendanaan. BTNPN mencatat dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 10% year on year (yoy) menjadi Rp 66,2 triliun pada akhir tahun 2016.

Sedangkan, total pendanaan (funding) meningkat 12% yoy dari Rp 65,6 trilun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 73,3 triliun pada akhir Desember 2016.

Dana yang tumbuh lambat ini seiring dengan pertumbuhan kredit yang lambat. BTPN mencatat penyaluran kredit hanya tumbuh 8% yoy menjadi Rp 63,2 triliun di akhir 2016. Penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 0,79%.

Pertumbuhan kredit antara lain ditopang penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah (UKM) yang mencapai Rp 9,3 triliun per akhir 2016, atau tumbuh 35% dibandingkan Rp 6,9 triliun per akhir tahun 2015. Penopang lainnya adalah pembiayaan melalui BTPN Syariah yang tumbuh 36% (yoy) dari Rp 3,7 triliun per akhir tahun 2015 menjadi Rp 5 triliun pada akhir tahun 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×