Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menyatakan optimismenya terhadap prospek asuransi jiwa kredit, meskipun pasar menghadapi tekanan dari tren perlambatan pertumbuhan kredit perbankan.
Untuk menjaga kinerja di tengah kondisi tersebut, Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, Karin Zulkarnaen mengatakan, terus memperkuat sinergi dengan sektor perbankan serta melakukan diversifikasi produk guna menjawab kebutuhan pasar yang dinamis.
“Kami secara berkala akan melakukan pemantauan kondisi pasar secara cermat dan terus menjaga kualitas portofolio” ujar Karin kepada Kontan, Senin (19/5).
Baca Juga: Prudential Indonesia Catat Pendapatan Premi Capai Rp 5,1 Triliun pada Kuartal I-2025
Sebagai bentuk adaptasi terhadap volatilitas pasar, Prudential mendorong produk-produk dengan manfaat pasti, seperti produk dwiguna (endowment). Selain itu, kerja sama dengan mitra perbankan juga diharapkan bisa mempertahankan pertumbuhan kinerja lini asuransi jiwa kredit.
“Penyediaan produk sesuai kebutuhan nasabah bank serta kemitraan jangka panjang dengan bank adalah faktor untuk meningkatkan kinerja asuransi kredit kami,” tambahnya.
Meski tidak merinci angka premi asuransi jiwa kredit, Prudential menyatakan tetap berupaya menjaga kinerja di segmen tersebut. Pada kuartal I-2025, perusahaan mencatat total pendapatan premi sebesar Rp 5,1 triliun, nilainya terkontraksi sekitar 4% secara tahunan.
Selaras dengan hal ini, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyampaikan bahwa kondisi perlambatan pertumbuhan kredit perbankan memang bisa memberikan dampak pada kinerja asuransi jiwa kredit.
Baca Juga: Prudential Gandeng Standard Chartered Indonesia Luncurkan PRUIncome Plus
Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu mengatakan, kinerja asuransi jiwa kredit ini sangat bergantung pada volume penyaluran pinjaman, baik di sektor konsumtif maupun produktif.
“Ketika pertumbuhan kredit mengalami perlambatan, maka permintaan terhadap polis asuransi jiwa kredit juga menurun. Premi asuransi jiwa kredit umumnya terikat langsung dengan volume pinjaman yang disalurkan,” ujar Togar kepada Kontan, Senin (19/5).
Menurut AAJI, tekanan terhadap sektor ini juga dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi seperti tingginya suku bunga, melemahnya daya beli masyarakat, dan perlambatan konsumsi. Hal ini memberikan tekanan tambahan terhadap pertumbuhan kredit dan berdampak lanjutan pada sektor asuransi jiwa kredit.
Selanjutnya: Update Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Bergeak Kemana? (20 Mei 2025)
Menarik Dibaca: Indo Premier Luncurkan IPOT Bond, Jual Obligasi Langsung ke Investor Ritel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News