kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Laba BTPN Syariah melonjak 44% pada 2018


Kamis, 24 Januari 2019 / 11:26 WIB
Laba BTPN Syariah melonjak 44% pada 2018


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar Rp 7,27 triliun sepanjang 2018. Angka ini naik 20,2% dibandingkan periode sebelumnya Rp 6,05 triliun. Meski tumbuh dobel digit, bank dengan kode saham BTPS ini menjaga pembiayaan macet atau non performing financing (NPF) di posisi 1,39%.

Sementara itu, kenaikan total aset BTPN Syariah menembus 31,5% dari Rp 9,15 triliun pada akhir tahun 2017 menjadi Rp 12,03 triliun. Pertumbuhan total aset ini didorong oleh aksi korporasi penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) pada 8 Mei 2018 lalu. Adapun dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh sebesar 16,3%, mencapai Rp 7,61 triliun dibanding posisi Desember 2017 sebesar Rp 6,54 triliun.

Berkat kinerja tersebut, rasio pembiayaan terhadap DPK financing to deposit ratio (FDR) berada di posisi 95,6%. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) dipertahankan sebesar 40,9%. Laba bersih setelah pajak mencapai Rp 965 miliar. Nilai ini tumbuh 44% dari posisi yang sama tahun lalu Rp 670 miliar.

“Alhamdulilah, kami sangat bersyukur atas pencapaian ini. Walau tentu saja banyak faktor lain yang ikut berperan dalam perubahan positif yang terjadi pada nasabah prasejahtera kami. Perubahan positif tersebut menjadi sumber motivasi tak terhingga bagi Bank,” tutur Ratih Rachmawaty, Direktur Utama BTPN Syariah dalam keterangan tertulis, Kamis (24/1).

BTPN Syariah juga melakukan survei secara berkala bagi nasabah prasejahtera yang mengikuti program pemberdayaan. Metode dan alat survei yang dipilih merupakan alat yang berlaku internasional dan memiliki kredibilitas yang baik, tapi tetap mudah dalam implementasi, yaitu Poverty Probability Index (PPI) dari Inovative for Poverty Action (IPA).

Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa nasabah bank yang telah memasuki tahun ke-3 dalam program pemberdayaan, probabilitas mereka untuk kembali ke garis prasejahtera menurun dari 28,2% menjadi 23,5%. Anak nasabah yang tidak bersekolah juga menurun dari 17,4% menjadi 12,5%. DPK BTPN Syariah dari keluarga prasejahtera ini telah mencapai 19,9%, tumbuh 26,3% yoy, melebihi pertumbuhan total DPK sebesar 16,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×