Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Jika unit usaha syariah Perum Jamkrindo berhasil membukukan laba 110% dari target di sepanjang tahun ini, tidak demikian dengan induk usahanya. Perusahaan penjaminan pelat merah ini hanya mengantongi laba sebesar 54,72% dari target yang sebesar Rp 705,67 miliar pada akhir tahun nanti.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang disampaikan dalam Rapat Kerja Nasional Jamkrindo, laba perseroan hanya mencapai Rp 386,15 miliar per 31 Juli 2014. Angka ini tumbuh tipis 2,25% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu Rp 377,65 miliar. Perlambatan pertumbuhan lantaran aktivitas usaha yang mengendur.
Tengok saja, pendapatan imbal jasa penjaminannya pun merangkak tumbuh 3,1% (year on year) dari Rp 784,27 miliar menjadi Rp 808,56 miliar. Imbal jasa penjaminan tersebut berasal dari penjaminan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 659,83 miliar atau tumbuh 6,36%, dan penjaminan non-KUR yang turun 9,26% menjadi Rp 148,72 miliar.
Pada periode yang sama, beban klaimnya malah meningkat 17,58% menjadi Rp 621,11 miliar. Dalam data yang dipaparkan itu, manajemen Jamkrindo menilai, pertumbuhan klaim perlu mendapatkan perhatian, karena persentasenya lebih tinggi ketimbang pertumbuhan imbal jasa penjaminan.
Diding S Anwar, Direktur Utama Jamkrindo mengungkapkan, kinerja perseroannya terus berkembang. Nah, untuk menopang kinerja sampai akhir tahun, perseroan akan menambah jaringannya menjadi 35 kantor cabang dari posisi saat ini, sebanyak 21 kantor cabang. “Kami juga akan menambah kantor-kantor unit pelayanan yang ditargetkan menjangkau 21 kabupaten/kota,” terang dia.
Selain itu, sambung dia, Perum Jamkrindo juga akan menambah mitra bisnisnya. Dalam Rakernas ini, perseroan sekaligus melakukan penandatanganan kerja sama dengan PT Propernas Griya Utama, PT Jamkrida Bali Mandar dan PT Asuransi Jiwa Al-Amin Syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News