Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bank Central Asia (BCA) mengalami perlambatan pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) cukup besar di semester I-2014 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan Analis Meeting BCA per Juni 2014, realisasi penyaluran KPR BCA Rp 58,84 triliun. Jumlah itu hanya tumbuh 9% dibanding realisasi penyaluran pada periode yang sama tahun lalu (secara year on year/yoy).
Pertumbuhan KPR BCA di semester I-2014 ini jelas jauh lebih lambat dibanding semester I-2013. Kala itu realisasi penyaluran KPR BCA meningkat dari Rp 36,48 triliun per Juni 2012 menjadi Rp 48,46 triliun per Juni 2013 atau tumbuh 32,8% secara yoy.
Sama seperti bank-bank lain, perlambatan KPR BCA ini merupakan dampak dari kebijakan loan to value (LTV) yang dikeluarkan Bank Indonesia pada September 2013 lalu. Melalui kebijakan ini, pemberian kredit untuk kepemilikan rumah kedua dan seterusnya tidak boleh diberikan pada rumah yang bangunannya belum berdiri (inden).
Selain itu, plafon kredit KPR bagi kepemilikan rumah kedua dan seterusnya makin dibatasi sehingga uang muka yang harus disediakan oleh si debitur lebih besar daripada sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News