kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laju kredit bank BUKU III melambat di bulan Mei, ini penyebabnya


Minggu, 05 Juli 2020 / 15:40 WIB
Laju kredit bank BUKU III melambat di bulan Mei, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Warga melintas di depan gedung OCBC NISP Tower Jakarta, Rabu (22/4). Berdasarkan laporan bulanan PT Bank OCBC NISP Tbk per Februari 2020, perseroan mencatatkan dana murah atau current account and saving account (CASA) Rp 53,13 triliun atau meningkat 16,5%


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai dengan bulan Mei 2020 pertumbuhan kredit perbankan melambat akibat terpapar perlambatan bisnis akibat Covid-19. Tercatat di bulan kelima tahun ini kredit baru tumbuh 3,04% secara year on year (yoy). Realisasi tersebut menurun dari periode Maret 2020 yang masih naik sekitar 5,73% yoy. 

Nah bila dirinci per Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU), tercatat di bulan Mei 2020 kredit BUKU III merupakan yang paling rendah yakni negatif 0,57% yoy. Pertumbuhan bank menengah besar ini jauh lebih kecil dibandingkan rata-rata industri BUKU I, II, dan IV yang masing-masing masih naik 5,23%, 5,43% dan 4,54% secara tahunan. 

Baca Juga: Minat investor membludak, penjualan ORI017 BNI sudah lewati target awal

Sejumlah BUKU III yang dihubungi Kontan.co.id pun mengamini kalau perlambatan kredit memang terjadi. Penyebabnya tak lain, lantaran kebanyakan BUKU III memilih untuk menahan laju penyaluran kredit untuk menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL). 

Salah satunya dengan fokus mendorong restrukturisasi kredit sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 11 tahun 2020. 

PT Bank Mayapada Internasional Tbk misalnya yang mengaku sejatinya saat ini perseroan sangat konservatif untuk pertumbuhan kredit sepanjang tahun 2020. 

"Namun, kami tetap berfokus pada pertumbuhan kredit yang sehat dan berkelanjutan yang dilakukan secara selektif di tengah pelemahan ekonomi nasional," ujar Direktur Bank Mayapada Andreas Wiryanto, Jumat (3/6).

Baca Juga: Ada Covid-19, proses pembukaan kantor cabang BRI di Hong Kong dan Taiwan jalan terus

Lebih lanjut, Andreas mengatakan strategi ekspansi kredit perseroan saat ini untuk sementara menghindari penyaluran kredit di beberapa sektor terdampak Covid-19 antara lain pariwisata, perhotelan dan transportasi. Selain itu, pemberian kredit kepada debitur yang prospektif pun akan dilakukan secara selektif. "Bank berfokus pada agunan dalam bentuk uang tunai atau tanah dan bangunan sebagai mitigasi risiko kredit," imbuhnya. 

Sebagai gambaran informasi saja, per April 2020 bank bersandi saham MAYA ini telah menyalurkan kredit sebesar Rp 55,74 triliun. Realisasi tersebut terbilang menurun dari pencapaian di tahun sebelumnya yang menembus Rp 66,17 triliun atau menyusut 15,75% secara tahunan. 

Senada, PT Bank OCBC NISP Tbk juga mengatakan kondisi perekonomian Indonesia yang melambat karena pandemi Covid-19 memang di sisi lain juga mempengaruhi permintaan kredit. Direktur Bank OCBC NISP Hartati menyampaikan, terjadinya penurunan kredit ini pun sejalan dengan perlambatan penyaluran kredit perbankan, termasuk di bank BUKU III. 

Baca Juga: Terdampak corona, Bank Woori belum menerima permintaan fasilitas kredit baru

Meski begitu, OCBC NISP tetap berkomitmen untuk menjalankan fungsi intermediasinya dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. "Kami senantiasa menjalankan fungsi intermediasi dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian sesuai dengan ketentuan yang berlaku," terangnya. 

Sekadar informasi saja, secara total realisasi kredit OCBC NISP di bulan Mei 2020 telah mencapai Rp 117,93 triliun. Pencapaian tersebut tercatat menurun dari realisasi setahun sebelumnya Rp 119,13 triliun atau turun sekitar 1%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×