Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit yang terkontraksi di tahun 2020 lalu membuat pendapatan bunga perbankan belum maksimal. Walhasil, beberapa bank pun mengungkap lebih mengandalkan pendapatan non bunga untuk menjaga pertumbuhan kinerja, khususnya di tahun 2021.
Beberapa bankir yang dihubungi KONTAN pun beranggapan, tahun ini permintaan kredit masih bakal terbatas. Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria menuturkan, tahun ini laju kredit akan sangat bergantung pada kemajuan penanganan pandemi atau vaksinasi serta aktivitas masyarakat.
"Walaupun cost of fund (biaya dana) sudah turun, pendapatan bunga akan tergantung pada laju kredit," katanya belum lama ini.
Baca Juga: Bank Mandiri siapkan Livin’ by Mandiri sebagai super app di era bank digital
Walhasil, perseroan menyebut akan lebih berupaya mendorong pertumbuhan pendapatan non bunga sebagai penggerak laba. Apalagi, pada tahun lalu laba bersih Maybank memang turun 27,78% menjadi Rp 1,3 triliun.
Pembatasan aktivitas juga membuat perolehan pendapatan non bunga Maybank turun sebesar 8% secara yoy menjadi Rp 2,37 triliun per akhir 2020. Meski begitu, di kuartal IV total pendapatan non bunga bank bersandi bursa BNII ini masih naik 18,9% kuartalan menjadi Rp 650 miliar.
Di sisi lain, Direktur Bank Woori Saudara (BWS) Sadhana Priatmadja menyebut tahun ini pihaknya memandang pendapatan non bunga masih akan menurun. Meskipun tidak sebesar kontraksi di tahun lalu. Sekadar informasi, merujuk pada laporan keuangan perseroan, Bank BWS memang mencatat penurunan fee/kommisi di tahun lalu sebesar 28,07% menjadi Rp 169,93 miliar.
Sadhana menambahkan, untuk tahun ini pihaknya hanya berharap pertumbuhan pendapatan non bunga bisa dijaga stabil (flat). Salah satu caranya dengan lebih banyak mendorong transaksi nasabah individual. "Selama ini transaksi fee based lebih banyak dari perusahaan, saat ini akan fokus ke individual. Kami jaga relatif stabil dibanding tahun 2020," ungkapnya, Senin (8/3).
Baca Juga: Menjadi SuperApp, CIMB Niaga bakal tambah layanan pengajuan kredit lewat Octo Mobile
Presiden Direktur PT Bank Panin Tbk Herwidayatmo juga mengatakan di tahun 2021 belum ada kepastian yang bisa menyebabkan kinerja bisa membaik. Itu artinya, Bank Panin masih membutuhkan waktu untuk memprediksi pemulihan ekonomi. "Harapannya tentu membaik, namun belum bisa dipastikan. Tahun 2021 baru berjalan dua bulan," terangnya.
Meski begitu, merujuk pada laporan keuangan bulanan Bank Panin per Januari 2021, kinerja bank ini sudah terlihat membaik. NII Bank Panin sudah meningkat 4,62% menjadi Rp 705,93 miliar (bank only). Laba bersih Bank Panin masih flat dibandingkan realisasi di periode Januari 2020 sebesar Rp 211,15 miliar.
Sayangnya, Herwidayatmo belum dapat merinci kinerja di tahun 2020 lantaran Bank Panin belum mempublikasikan kinerja tahun lalu.
Selanjutnya: Tak hanya SuperApp, Bank BRI kembangkan BRIMo sebagai financial supermarket
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News