Reporter: Bernadette Christina Munthe |
JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) menyatakan Indonesia memiliki likuiditas yang berlimpah. Hal ini tercermin dari jumlah instrumen likuiditas per 15 Desember 2010 yang terdiri dari SBI Rp 494,5 triliun dan Surat Utang Negara Rp 229,9 triliun.
Undisbursed loan perbankan sebesar Rp 556,8 triliun juga mencerminkan likuiditas yang tinggi. Hanya saja likuiditas ini belum semuanya disalurkan ke sektor usaha produktif yang bisa menggerakan perekonomian. Pada 2010, rasio kredit terhadap PDB baru 26,1%, hanya naik 0,4% dari posisi 2009 yaitu 25,7%.
“Rendahnya rasio tersebut merupakan dampak krisis 1997/1998 yang telah menyebabkan perekonomian nasional tergolong dalam low leverage economy. Dalam kondisi demikian terjadi proses deleveraging pada sektor korporasi dalam waktu yang cukup lama,” kata Darmin dalam pidatonya pada Bankers Dinner 2011, Jumat(21/1).
Proses ini menyebabkan kredit ke sektor korporasi tumbuh lambat. Namun ke depan BI mengharapkan industri perbankan lebih bisa menangkap peluang untuk membiayai korporasi. Agar kredit korporasi dapat meningkat dengan signifikan, bank diminta untuk memberikan layanan berkualitas dan melakukan efisiensi agar biaya perbankan dapat ditekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News