Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejalan dengan fokus LinkAja pada segmen mass & aspirant, mereka akan mengembangkan essential use case demi penuhi kebutuhan vital masyarakat modern. Contohnya dalam segmen transportasi, ritel, bahkan transaksi di pasar tradisional.
Fokus segmen mass & aspirant ini dipilih sebab LinkAja ingin dapat berperan sebagai sebuah solusi di tengah masyarakat. Apalagi, kebanyakan kalangan di segmen ini merupakan kalangan unbanked dan underbank, yaitu orang-orang yang memiliki rekening bank tapi tidak memiliki akses terhadap layanan keuangan formal.
Baca Juga: LinkAja fokus beri solusi ke sektor unbanked dan underbanked di tahun depan
LinkAja ingin memberikan akses untuk memenuhi pembayaran sehari-hari, seperti pembayaran tagihan, transportasi, produk-produk digital, dan telekomunikasi. Hal itulah yang menjadi fokus dan acuan LinkAja pada saat ini hingga ke depannya.
Chief Operating Officer LinkAja Haryati Lawidjaja menyatakan, selama 2019 ini telah ada 40 pasar tradisional yang menggunakan LinkAja sebagai opsi transaksi dengan konsumen. Tak hanya itu, LinkAja juga telah bekerja sama dengan beberapa universitas dan juga pemerintah daerah.
“Kita punya lebih dari 50.000 merchant lokal, dan juga 23 transportasi lokal, bekerja sama dengan 23 universitas saat ini, dan juga bekerja dengan pemerintah daerah untuk membayar pajak dan retribusinya dengan lebih dari 14 pemda dan ini akan terus berkembang,” ujar Haryati. Selasa (17/12).
Haryati juga memaparkan berbagai keuntungan penggunaan LinkAja sebagai alat pembayaran di masyarakat. Menurutnya, LinkAja dapat membuat masyarakat menjadi lebih aman dan nyaman.
Baca Juga: Cari investor swasta, akankah saham milik BUMN di LinkAja terdelusi?
Alasannya karena mereka dapat melacak penggunaan uang setiap harinya, serta tidak perlu repot membawa uang kembalian apabila bertransaksi dengan nominal yang kecil.
Berbeda dengan masyarakat umum, Haryati mengungkapkan jika para pedagang bisa memiliki keuntungan lebih, yaitu potensi mendapatkan pendapatan tambahan. Pasalnya, para pedagang ini nantinya berkesempatan menjadi agen LinkAja yang dapat menjual produk lain seperti pulsa, pembayaran BPJS, token listrik dan sebagainya tanpa harus memiliki modal tambahan.
Di sisi lain, keuntungan yang akan didapatkan oleh pemerintah daerah dengan adanya digitalisasi ini adalah akan mempermudah masyarakat dalam membayar pajak. Cara tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) di setiap pemerintah daerah.
Secara umum, fokus LinkAja pada tahun 2020 mendatang akan menitikberatkan pada 4 hal, yaitu cash in, ekosistem lokal, mendukung proyek pemerintah, serta essential use cases. Seluruh hal tersebut akan dikembangkan bukan hanya dari segi jumlah, tapi juga dari segi kualitas.
Baca Juga: Ragam upaya uang elektronik agar bisa bertahan tanpa bakar uang
“Tentunya akan kita kembangkan terus dalam artian, bukan hanya sekadar jumlah tapi juga in them all quality-nya. Contohnya dengan inovasi-inovasi baru di mana manfaatnya bisa kita tambah dan juga memecahkan masalah-masalah ataupun kebutuhan-kebutuhan yang saat ini belum bisa dipenuhi di segmen aspirant dan mass market tadi,” kata Haryati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News