kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

LPEI realisasikan asuransi ekspor mencapai Rp 9,6 triliun hingga semester 1-2021


Jumat, 27 Agustus 2021 / 20:39 WIB
LPEI realisasikan asuransi ekspor mencapai Rp 9,6 triliun hingga semester 1-2021
ILUSTRASI. Pelaku UMKM binaan LPEI.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan yang dihadapi para pelaku usaha khususnya eksportir di tengah pandemi semakin meningkat akibat pembatasan aktifitas masyarakat di negara tujuan ekspor. Penerapan kebijakan di sejumlah negara pun menimbulkan ketidakpastian pembayaran oleh buyer luar negeri dan menambah kekuatiran eksportir.

Guna meningkatkan kepastian bagi pelaku usaha ekspor, Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI) memfasilitasi asuransi bagi pelaku ekspor.

Corporate Secretary LPEI, Agus Windiarto mengatakan, LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan dalam peningkatan ekspor nasional memiliki sejumlah fasilitas untuk memenuhi kebutuhan para eksportir. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing pelaku usaha berorientasi ekspor.

“Selain pembiayaan, penjaminan, LPEI juga memiliki fasilitas asuransi ekspor. Fasilitas ini bertujuan untuk memberikan proteksi baik itu secara pengiriman maupun pembayaran kepada para eksportir. Hingga semester I-2021, realisasi asuransi mencapai Rp 9,6 triliun. Kami terus mengupayakan agar angka ini dapat terus bertambah hingga akhir tahun sehingga para pelaku usaha dapat mengamankan kegiatan bisnisnya,” jelas Agus Windiarto dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (27/8).

LPEI juga terus menyalurkan Program Penjaminan Kredit Korporasi Pemerintah (Jaminah). Tujuan membantu korporasi untuk mendapatkan tambahan modal kerja dari perbankan.

Sejak setahun diluncurkan, program yang termasuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) ini telah menerbitkan penjaminan sudah mencapai Rp 2 triliun per Juni 2021.

Baca Juga: Pemerintah kucurkan pembiayaan investasi BUMN Rp 42,4 triliun di semester II 2021

Nilai itu disalurkan lewat bekerja sama dengan 28 perbankan komersial baik Bank Himbara, Bank Pembangunan Daerah dan Bank Swasta maupun Asing.

Eksportir Home Décor dan Furniture asal Bali, Agung Yuristika mengakui bahwa kepastian pembayaran merupakan hal yang memang perlu menjadi perhatian para pengusaha saat ini.

“Kondisi pandemi membuat kepastian pembayaran dari para buyer luar negeri menjadi risiko yang perlu dipertimbangkan karena ini sangat dapat mengganggu cashflow,” jelas Agung Yuristika.

Kondisi seperti ini membuat kebutuhan akan layanan keuangan proteksi menjadi cukup mendesak. Asuransi ekspor khususnya Asuransi Kredit Ekspor merupakan fasilitas yang dibutuhkan oleh pelaku usaha khususnya eksportir.

“Produk Asuransi Kredit Ekspor atau Trade Credit Insurance LPEI merupakan salah satu produk yang dibutuhkan oleh kami para eksportir, khususnya ditengah kondisi pandemi. Fasilitas ini membuat kami para eksportir lebih nyaman dalam menjalankan kegiatan bisnis dan bertransaksi,” pungkas Agung.

Selanjutnya: Peringati milad ke-17, Bank Mega Syariah berikan beasiswa untuk pelajar dhuafa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×