kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

LPS tunjuk Danareksa sebagai penasihat penjualan Bank Mutiara


Kamis, 12 Mei 2011 / 13:07 WIB
LPS tunjuk Danareksa sebagai penasihat penjualan Bank Mutiara
ILUSTRASI. Seorang pedagang menunjukkan gula pasir pasokan dari Bulog yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) saat Operasi Pasar Gula Pasir Bulog di Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/5/2020). ANTARA FOTO/Aji Styawan/wsj.


Reporter: Bernadette Christina Munthe, Wahyu Satriani |

JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan(LPS) menunjuk Danareksa Sekuritas untuk menjadi penasihat keuangan dalam penjualan Bank Mutiara. LPS menjadi pemilik bank tersebut setelah menginjeksi dana talangan (bailout) Rp 6,7 triliun pada 2008 silam.

Kepala Eksekutif LPS Firdaus Djaelani menyatakan, penjualan Bank Mutiara paling cepat dimulai awal semester kedua 2011. "Kira-kira antara Juli atau Agustus 2011," kata Firdaus, Rabu (11/5).

Setelah mengangkat penasihat keuangan ini, LPS akan menunjuk penasihat hukum untuk memproses penjualan ini. LPS juga akan mengumumkan penjualan di beberapa surat kabar sebagai bagian dari prosedur penjualan.

Firdaus mengatakan, sesuai undang-undang, Bank Mutiara akan dijual dengan harga Rp 6,7 triliun sesuai dengan besaran dana talangan. Jika tidak ada investor yang berminat, proses penjualan diperpanjang hingga dua tahun berikutnya. Setelah lewat injury time ini, LPS berhak melepas di harga optimal.

Dari sisi kinerja, performa bank ini tidak mengecewakan. Hingga akhir kuartal I-2011, dana pihak ketiga (DPK) tercatat naik 20,31% (year on year/yoy) menjadi Rp 10,151 triliun. Penyaluran kreditnya tumbuh 38,05% menjadi
Rp 7,263 triliun.

Bank Mutiara mencatat laba bersih Rp 40,23 miliar atau melonjak 86,1%. Peningkatan ini berkat keberhasilan manajemen memangkas biaya operasional dari Rp 26,022 miliar menjadi Rp 1,408 miliar (yoy). Biaya operasional turun terutama karena terjadi peningkatan pemulihan penyisihan kerugian aset produktif dari sekitar Rp 38,23 miliar menjadi sekitar Rp 80,24 miliar. "Ini karena kami berhasil me-recovery aset," kata Direktur Utama Bank Mutiara Marjono. Sampai akhir 2010, Mutiara berhasil mencatatkan recovery aset 34% dan ditargetkan mencapai 45% pada akhir tahun ini.

Jika semua skenario itu berjalan, Marjono memperkirakan, nilai buku Bank Mutiara akan mencapai Rp 900 miliar di akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×