kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mandiri Global Trade Permudah Monitoring Arus Kas Bisnis Importir


Selasa, 13 September 2022 / 13:20 WIB
Mandiri Global Trade Permudah Monitoring Arus Kas Bisnis Importir


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai, geliat aktivitas ekonomi makin terasa. Pembatasan mobilitas masyarakat yang makin dilonggarkan dan cakupan vaksinasi yang terus ditingkatkan ikut mendorong proses pemulihan ekonomi nasional.

Salah satu indikator yang mencerminkan tren pemulihan ekonomi adalah angka Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang sejak September 2021 berada pada level ekspansif. Pada Juli 2022, PMI Manufaktur Indonesia berada pada posisi 51,3 dan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,2.

Seiring dengan aktivitas industri dalam negeri yang terus beranjak pulih, kinerja impor ikut bertumbuh. Nilai impor Indonesia pada Juni 2022 mencapai US$21 miliar atau naik 12,87% dibandingkan Mei 2022. Secara tahunan (year on year/yoy), nilai impor Juni 2022 naik 21,89% dibandingkan dengan Juni 2021.

Baca Juga: Kopra by Mandiri Dukung Digitalisasi Pelabuhan, Tekan Biaya Logistik Tinggi

Permintaan konsumen domestik yang menguat meningkatkan kebutuhan bahan baku dan barang modal di sektor manufaktur. Jika bahan baku tersebut belum dapat diproduksi di dalam negeri, perusahaan manufaktur pun harus mengimpornya. Dengan kata lain, perusahaan harus dapat menjalin kerja sama yang baik dengan supplier di luar negeri untuk menjaga pasokan bahan baku.

Di sisi lain, berbagai sentimen eksternal memberikan tantangan bagi perusahaan yang memiliki banyak komponen impor dalam rantai bisnisnya. Kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang belum mencapai titik temu hingga saat ini memengaruhi kenaikan harga minyak dunia. Adapun kebijakan The Fed yang beberapa kali menaikkan suku bunga berdampak terhadap pelemahan rupiah.

Dengan kenaikan harga minyak dunia, harga bahan baku yang diimpor juga akan ikut terkerek. Sementara itu, pelemahan rupiah dapat menyebabkan peningkatan biaya impor yang signifikan akibat selisih kurs. Untuk mengantisipasinya, perusahaan perlu menerapkan beberapa strategi, antara lain dengan meningkatkan efisiensi modal kerja, proses produksi, dan menjaga pengeluaran agar arus kas tetap sehat.

Importir membutuhkan likuiditas yang kuat agar dapat memastikan kelancaran pembayaran barang dari supplier di luar negeri. Ketersediaan modal kerja juga memungkinkan importir lebih leluasa melakukan negosiasi termin pembayaran dengan pemasok bahan baku. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan dan hubungan baik dengan supplier dalam jangka panjang.

Importir dapat memanfaatkan layanan dari perbankan untuk memitigasi risiko-risiko dalam aktivitas impor dan menjaga likuiditas perusahaan. Misalnya saja layanan impor dari Bank Mandiri yang kini hadir dalam bentuk layanan perbankan digital dan dapat diakses melalui fitur Mandiri Global Trade dalam portal Kopra by Mandiri.

Layanan pembiayaan impor yang dapat diakses secara online melalui Mandiri Global Trade antara lain Trust Receipt, yaitu pembiayaan setelah barang dikirimkan dari supplier dan membantu importir menunda pembayaran Letter of Credit (L/C) maupun documentary collection. Tersedia pula layanan Deferred Payment yang memungkinkan importir menunda pembayaran kewajiban atas open account.

Selain talangan pembelian barang impor, layanan perbankan digital impor Bank Mandiri juga membantu penerbitan L/C sehingga importir dapat membeli barang dengan lebih aman, karena pembayaran dilakukan setelah barang tiba di pelabuhan, atau jika dokumen sudah sesuai dengan persyaratan.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan impor Bank Mandiri, segera hubungi Call Center Kopra 1500150 atau kopra@bankmandiri.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×