kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   -12.000   -0,82%
  • USD/IDR 15.190   15,00   0,10%
  • IDX 7.778   2,76   0,04%
  • KOMPAS100 1.211   -0,08   -0,01%
  • LQ45 985   0,16   0,02%
  • ISSI 229   -0,19   -0,08%
  • IDX30 505   0,76   0,15%
  • IDXHIDIV20 610   0,72   0,12%
  • IDX80 138   0,14   0,10%
  • IDXV30 143   1,44   1,02%
  • IDXQ30 169   0,14   0,08%

Marak Pembangunan, Maximus Insurance Sebut Prospek Asuransi Rekayasa Masih Cerah


Selasa, 24 September 2024 / 18:56 WIB
Marak Pembangunan, Maximus Insurance Sebut Prospek Asuransi Rekayasa Masih Cerah
ILUSTRASI. PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (ASMI) atau Maximus Insurance meyakini prospek asuransi rekayasa.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah disinyalir masih akan meneruskan sejumlah proyek strategis hingga tahun depan. Tak terkecuali, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (ASMI) atau Maximus Insurance meyakini prospek asuransi rekayasa atau engineering akan cerah ke depannya seiring dengan masih maraknya pembangunan di Indonesia.

"Aktivitas pembangunan yang berkelanjutan, seperti proyek IKN dan proyek infrastruktur lainnya, masih memberikan peluang yang signifikan untuk pertumbuhan asuransi rekayasa," ucap Direktur Maximus Insurance Bidang Teknik Lianny kepada Kontan, Selasa (24/9).

Baca Juga: Tumbuh 12%, Great Eastern Catat Pendapatan Premi Asuransi Rekayasa Rp 68 Miliar

Seiring masih cerahnya prospek asuransi rekayasa, Lianny menerangkan kehati-hatian dalam melakukan proses analisis underwriting menjadi makin penting. 

Oleh karena itu, dia bilang Maximus Insurance akan terus mengadopsi strategi prudent underwriting, yakni memastikan bahwa setiap risiko dievaluasi dengan cermat. 

Meskipun ada fluktuasi dalam permintaan saat ini, Lianny mempercayai bahwa dengan pendekatan yang tepat dan adaptasi terhadap kondisi pasar, asuransi rekayasa akan tetap menjadi produk yang relevan dan penting bagi sektor konstruksi di Indonesia.

"Kami juga akan terus memonitor perkembangan pasar dan berkolaborasi dengan pelaku industri untuk menawarkan perlindungan rekayasa yang fleksibel dan kompetitif, sesuai dengan dinamika pasar yang berkembang dan tetap sesuai dengan regulasi yang ada," tuturnya.

Hingga Agustus 2024, Lianny mengatakan pendapatan premi asuransi rekayasa perusahaan mengalami penurunan sekitar 80%, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dia bilang penurunan itu mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam industri, termasuk fluktuasi dalam jumlah proyek yang diasuransikan dan kondisi pasar yang berubah.

"Kami terus menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan, termasuk pendekatan kehati-hatian dalam underwriting dan penyesuaian strategi pemasaran untuk menarik lebih banyak proyek," katanya.

Meski situasi saat ini menunjukkan penurunan, Lianny menyampaikan pihaknya tetap berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya manajemen risiko dalam perusahaan asuransi dan akan beradaptasi sesuai dengan kebutuhan pasar yang berkembang. 

Baca Juga: Great Eastern General Optimistis Prospek Asuransi Rekayasa Masih Cerah ke Depannya

Dengan fokus pada inovasi produk dan hubungan yang lebih kuat dengan pemangku kepentingan, dia berharap pihaknya dapat memperbaiki kinerja premi asuransi rekayasa di masa mendatang.

Lebih lanjut, Lianny menyebut Maximus Insurance menargetkan pemulihan yang berkelanjutan dan peningkatan premi terkait asuransi rekayasa hingga akhir tahun ini.

Untuk mencapai pemulihan tersebut, dia menuturkan pihaknya akan menerapkan sejumlah strategi. Salah satunya, yakni tetap berfokus pada penerapan prinsip kehati-hatian dalam underwriting, terutama menjelang penerapan IFRS 17 pada 2025. 

Dengan melakukan analisis risiko yang mendalam dan evaluasi yang cermat terhadap setiap proyek, Maximus bertujuan untuk menetapkan premi yang sesuai dan memastikan cadangan yang memadai.

"Kami juga akan mengintensifkan kolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk memperkuat komunikasi dan pemahaman mengenai manfaat asuransi dalam mitigasi risiko. Meskipun kami menghadapi tantangan, pendekatan yang prudent dan responsif itu diharapkan dapat membantu meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang," ungkap Lianny.

Berdasarkan laporan keuangan (unaudited), Maximus Insurance secara keseluruhan membukukan pendapatan premi bruto mencapai Rp 918,17 miliar per Agustus 2024. Nilai itu meningkat sebesar 7,99%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 850,23 miliar. 

Selanjutnya: Rupiah Kembali Menguat pada Selasa (24/9), Terdorong Pelonggaran China

Menarik Dibaca: Tips Menuju Mental yang Sejahtera

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP)

[X]
×