Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Umum Mega (Mega Insurance) menyatakan ada kenaikan klaim asuransi harta benda hingga Februari 2024.
President Director Mega Insurance Tomy Ferdiansah menyebut hal itu disebabkan banyaknya bencana alam yang terjadi. Tomy menerangkan hingga Februari 2024, klaim asuransi harta benda tercatat sebesar Rp 10 miliar.
"Pada Januari 2024 hingga Februari 2024 memang klaim asuransi harta benda naik. Sebab, banyak bencana alam di Indonesia belakangan ini, seperti banjir hingga puting beliung. Memang klaimnya meningkat pada tahun ini, jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya," ucapnya saat ditemui di Menara Mega, Jakarta Selatan, Senin (25/3).
Tomy menyampaikan periode yang sama pada tahun lalu, kejadian bencana alam terbilang sedikit sehingga klaim asuransi harta benda juga tak banyak. Dia bilang pada tahun ini klaimnya itu terbilang rata di berbagai wilayah Indonesia.
Baca Juga: Asuransi Aswata Ramal Klaim Asuransi Harta Benda Naik Signifikan Tahun Ini
Tomy berharap klaim asuransi harta benda bisa membaik dan tak besar ke depannya. Dia berharap bencana tidak banyak pada tahun ini dan tak seperti kondisi pada 2020, yang mana banyak bencana banjir.
Mengenai target, Tomy bilang pihaknya menargetkan pendapatan premi bisa mencapai Rp 1,7 triliun pada tahun ini. Dia mengatakan hingga Februari 2024, Mega Insurance mendapatkan premi sebesar Rp 170 miliar.
Tomy memperkirakan pada tahun ini, kontribusi premi Mega Insurance masih akan ditopang asuransi kendaraan bermotor, properti, dan kesehatan. Hal itu sama seperti tahun lalu.
"Tahun lalu juga sama kontribusi terbesar dari segmen tersebut karena kami memang menyasar retail," katanya.
Tomy mengaku optimistis bisa mencapai target Rp 1,7 triliun hingga akhir tahun. Strateginya, yaitu memperbanyak multi chanelling dan meningkatkan penetrasi literasi untuk masyarakat terkait asuransi umum.
Baca Juga: AAUI Catat Pendapatan Premi Asuransi Harta Benda Capai Rp 26,48 Triliun pada 2023
Dia bilang saat ini literasi masih kecil dan tak sebanding dengan pangsa pasar yang masih luas dengan jumlah penduduk Indonesia sebanyak 270 juta.
"Saat ini, asuransi masih terkendala di kota-kota besar. Berharap memperbanyak kerja sama dan literasi bisa meningkatkan kesadaran nasabah mengenai pentingnya memiliki proteksi," ujar Tomy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News