Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Acap mundur dari rencana, pemerintah lewat Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan resmi mengeluarkan platform digital LinkAja pada Senin pekan depan (6/5). Apalagi, uji coba platform LinkAja juga sudah kelar.
Sumber KONTAN yang tahu masalah ini menyebut, pembagian saham pengelola LinkAja: PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) juga sudah disepakati.
Pembagianya tak berubah seperti ditulis kontan.co.id sebelumnya. Yakni: PT Telekomunikasi Selular sebesar 25%, kemudian PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI) masing-masing pegang 20%, kemudian PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk (BBTN), dan PT Pertamina (persero) masing-masing 7%, serta PT Asuransi Jiwasraya (persero) 1%.
Direktur Collection & Asset Management Nixon Napitupulu menyatakan, kepemilikan saham BTN di Finarya masih tetap di kisaran 7%. “Pembagian saham, setahu saya, disesuaikan dengan size bisnis masing-masing pemegang saham,” ujar Nixon kepada kontan.co.id. Hanya, untuk kepastiannya, Nixon meminta untuk menunggu pengumuman resmi dari Kementerian BUMN.
Yang pasti, hadirnya LinkAja ini juga akan menandai peleburan sistem pembayaran di masing-masing BUMN tersebut, termasuk bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Di awal pengoperasian, LinkAja akan melayani transksi elektronik berbasis server milik bank milik negara ini. Yakni melayani e-cash Bank Mandiri, UnikQu Bank BNI dan T-Bank BRI.
Hanya, di tengah persaingan ketat dengan sistem pembayaran lain seperti GoPay dan juga OVO, LinkAja akan menghadapi tantangan. Namun, ini tak membuat bank-bank BUMN ini jiper. “Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan oleh LinkAja dalam pasar sistem pembayaran,” ujarNixon. Antara lain bermain di sistem pembayaran transaksi public seperti jalan tol, mass rapid transportation (MRT) sampai LRT.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo kepada kontan.co.id, sebelumnya juga menjelaskan LinkAja kelak akan menyasar ke pembayaran yang berhubungan dengan kebutuhan harian pengguna (daily needs) serta transportasi massal.
Khusus untuk transportasi publik, LinkAja akan digunakan sebagai alat transaksi di jalan berbayar seperti jalan tol. Rencananya: jalan-jalan tol kelak memiliki fasilitas multilane free flow dengan skema Radio Frequnecy Identification (RFID). LinkAja akan bersinergi dengan RFID dalam pebayarannya. Dengan stiker berbasis quick response (QR) code yang tertempel di kendaraan, pembayaran kelak akan terkoneksi dengan rekening tabungan masing-masing pengguna.
Pasalnya, LinkAja akan memanfaatkan rekening nasabah, kartu debit, hingga kartu kredit nasabah. Dengan begitu, pengguna yang sudah memiliki tabungan di bank-bank BUMN tidak perlu lagi melakukan top up.
LinkAja kelak juga bisa digunakan untuk membeli bahan bakar di jaringan SPBU Pertamina. Kepemilikan saham Pertamina di LinkAja juga menggabungkan platform pembayaran digital milik PT Pertamina yakni MyPertamina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News