Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
Hingga Agustus 2023, kredit KPR BTN tumbuh double digit 10,03% yoy dengan total KPR yang telah disalurkan mencapai Rp 248,47 triliun. Pertumbuhan kredit masih ditopang oleh sektor perumahan terutama pembiayaan rumah subsidi. Dari jumlah debitur KPR, paling banyak yang mengambil KPR yakni, milenial.
"Hingga akhir tahun, kami menargetkan penyaluran KPR kurang lebih 220.000 unit yang akan disalurkan kepada masyarakat, khususnya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui penyaluran KPR Subsidi," ungkapnya.
Dilansir dari laman resminya, bunga promo KPR BTN mulai dari sebesar 1,99% dengan fixed 1 tahun.
Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Naik, Bunga Deposito Siap Menyusul?
Sementara Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Jahja Setiaatmadja mengaku, segmen kredit yang paling cepat terdampak oleh kenaikan suku bunga acuan adalah segmen kredit konsumer, termasuk KPR. "Karena kredit konsumer itu sangat price sensitive," katanya.
Walau demikian, BCA tidak akan mengubah suku bunga kreditnya, karena sejak tahun lalu saat interest rupiah sudah mulai naik, bunga KPR BCA juga tidak ikut meningkat.
Ekspansi kredit KPR BCA juga masih tumbuh pesat hingga kuartal kuartal III 2023. Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, BCA sudah mencairkan KPR sebesar Rp 29,7 triliun, meningkat 6,45% dari periode yang sama tahun lalu.
Jahja mengatakan, BCA telah mengumpulkan aplikasi KPR dan KKB sebesar Rp 46 triliun saat melakukan dua kali pameran tahun ini, yakni BCA Expo 2023 di kuartal III dan BCA Expoversary 2023 pada Februari.
Baca Juga: BI Perpanjang Insentif DP 0% Untuk KPR, Begini Respons Perbankan
"Sehingga, kami melihat permintaan kredit konsumer yang masih solid," ujarnya.
Yuddy Renaldi, Direktur Utama bank bjb mengatakan, dengan meningkatnya suku bunga acuan, bank akan lebih berhati-hati dalam melakukan penyesuaian suku bunga kredit, karena berkaitan dengan kemampuan bayar debitur.
"Kami melihat naiknya suku bunga acuan akan mendorong masyarakat untuk sumber pembiayaan yang lebih murah seperti kredit bersubsidi, ada KUR untuk modal kerja, ada FLPP untuk KPR. Jadi skema kredit bersubsidi inilah yang kami lihat permintaannya akan bertumbuh," katanya.
Yuddy mengatakan, hingga kuartal III-2023, KPR bank bjb tumbuh 16,1% menjadi Rp 10,1 trilliun, dimana pada 2023 bank bjb memperoleh kuota FLPP sebanyak 8000 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News