Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Diposisi kedua ada Ovo yang didorong oleh transaksi e-commerce milik Tokopedia dan transaksi transportasi digital milik Grab. Slain itu, Ovo juga kerap menggelar berbagai promo bagi perusahaan.
Posisi ketiga ada DANA yang didukung Alipay dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK). Sedangkan di posisi empat ada LinkAja yang dimiliki oleh berbagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca Juga: Perombakan direksi bank BUMN berlanjut, Ario Bimo jadi direktur termuda di BNI
Chief Executive Officer DANA Vincent Iswara menyatakan telah menambah saluran penambahan atau top up saldo. Terbaru lewat Pegadaian dan vending machine BlueMart, Sebelumnya lewat Alfamart, Alfamidi, dan Dan+Dan.
Hingga Juni 2019, DANA mencatat jumlah pengguna mencapai 20 juta. Adapun rata-rata jumlah transaksi per hari lebih dari 1 juta kali. Sedangkan saat ini merchant DANA tersebar di lebih 15.000 titik di Indonesia.
Memang pasat uang elektronik Indonesia menarik, tak hanya dari dalam negeri, perusahaan luar negeri juga kepincut. Pekan lalu, Layanan pesan singkat WhatsApp sedang mendekati penyelenggara dompet digital yang ada di Indonesia.
WhatsApp mengaku sudah menjalin komunikasi dengan GoPay, Ovo, dan DANA. WhatsApp hanya akan berfungsi sebagai platform di Indonesia yang mendukung pembayaran melalui dompet digital.
Baca Juga: Akhirnya, biaya kliring tranfer dana dari bank ke nasabah dipangkas jadi Rp 3.500
WhatsApp mengambil langkah menggandeng dompet digital Indonesia guna menangkap peluang e-commerce yang berkembang pesat. Rencana memasuki Indonesia muncul setelah CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan awal tahun ini bahwa akan meluncurkan pembayaran WhatsApp ke beberapa negara.
Kontan.co.id pun berupaya melakukan konfirmasi kepada manajemen GoPay, Ovo, dan Dana. Namun manajemen ketiga perusahaan dompet digital ini kompak belum mau membeberkan secara rinci rencana ini.
Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) menilai ceruk pasar keuangan digital di Indonesia terbilang masih besar. Ketua Umum AFTECH Niki Luhur bilang bisa dilihat uang tunai masih digunakan dimana-mana. Sehingga kesempatan bisnis uang elektronik masih berpeluang besar.
“Kesempatan dompet digital ke depannya masih besar. Pasti ada beberapa penggunaannya (use case) dan inovasi baru. Namun harus mengikuti regulasi yang sudah ada. Khususnya dalam sistem pembayaran, siapapun pelakunya baik lokal maupun internasional harus mengikuti aturan Bank Indonesia (BI),” pungkas Niki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News