Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat harga saham bank yang memiliki kapitalisasi besar terbilang mahal, investor bisa menilik saham perbankan lapis dua. Di mana, harga saham bank-bank tersebut masih tergolong murah.
Hal tersebut tercermin dari Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV) yang mayoritas masih tercatat di bawah industri. Di mana, PER industri perbankan tercatat 19,18 kali dan PBV tercatat 1,72 kali.
Misalnya, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) yang tercatat PER sebesar 6,57 kali dan PBV sebesar 0,92 kali. Harga BNGA pun sudah mengalami kenaikan 42,62% year to date (ytd) di harga penutupan (2/10) sebesar Rp 1.690 per saham.
Baca Juga: IHSG Tak Kunjung Tembus 7.000, Saham-Saham Ini Masih Layak Koleksi
Ada juga PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) yang tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi sepanjang tahun ini di kategori bank lapis kedua yaitu 52,35% ytd. PER dan PBV-nya masing-masing 6,31 kali dan 0,74 kali.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani bilang prospek bank-bank lapis dua ini sejatinya sama kuatnya dengan bank-bank yang memiliki kapitalisasi besar. Ia mengamini bahwa banyak bank di kategori tersebut yang memiliki valuasi murah.
Tak hanya itu, ia menilai prospek bagus juga didorong historis yang menunjukkan bahwa menjelang kampanye pemilu, salah satu sektor yang memiliki kinerja saham yang ciamik adalah sektor keuangan, terutama perbankan.
“Saat ini emiten yang terhitung masih murah itu BNGA dan memiliki fundamental yang bagus,” ujar Arjun.
Baca Juga: Laba Bank Ganesha (BGTG) Melesat 456% pada Kuartal I/2023
Sebagai informasi, laba BNGA dalam laporan keuangan terakhir yang berakhir pada Juni 2023 tumbuh 27,34% YoY atau senilai Rp 3,26 triliun. Per 2 Oktober 2023, volume yang ditransaksikan sebanyak 2,58 juta saham dengan frekuensi transaksi 1.091 kali
Sama halnya dengan Arjun, Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus juga melihat BNGA menjadi salah satu saham lapis dua yang menarik untuk dilirik. Ia bilang BNGA memiliki indikasi kinerja bisnis dan pertumbuhan bank yang kian solid.
“Ini dapat terlihat dari ROE yang mencapai 15,4% dan yang terpenting adalah adanya perbaikan sisi kualitas aset,” ujarnya.
Selain itu, Nico juga melihat PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) layak untuk dilirik. Alasannya, ia melihat BRIS ini masuk dalam lima besar tabungan bank umum nasional pada tahun 2023.
“BRIS juga memiliki fundamental yang baik di masa yang akan datang dengan target harga saat ini Rp 1.950 per saham,” ujarnya.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta berpandangan bahwa saham-saham bank lapis kedua mayoritas sudah dalam tahap sideways ataupun tren menurun.
Baca Juga: Cermati Dua Sektor Pendorong Utama IHSG di Paruh Kedua Tahun 2023
Menurutnya, saham-saham bank lapis kedua ini sudah mengalami pertumbuhan lebih tinggi sejak awal tahun hingga akhir separuh pertama tahun ini. Oleh karenanya, hingga akhir tahun ini, trennya bisa menurun.
Ia mencontohkan BNGA sudah dalam fase sideways, di mana secara teknikal sudah membentuk pola dead cross pada MA20 maupun MA60. Sehingga, ia merekomendasikan BNGA untuk hold dengan target harga Rp 1.710 per saham.
“Untuk saham bank lapis kedua mayoritas sementara hold dulu,” ujar Nafan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News