Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga tingkat Non Performing Financing (NPF) segmen produktif tetap rendah.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman mengatakan tingkat NPF segmen produktif sebesar 1,48% per September 2025 atau angkanya masih terbilang kecil dan terjaga.
Untuk menjaga tingkat NPF segmen produktif tetap rendah, Ristiawan menerangkan pihaknya menerapkan sejumlah strategi. Salah satu strategi CNAF, yakni melakukan penguatan dalam menganalisis calon nasabah yang mengajukan pembiayaan.
"Kami menambahkan proses verifikasi melalui pihak ketiga untuk memastikan genuinity dan ability calon nasabah," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (14/10).
Baca Juga: Kinerja Diprediksi Makin Mengepul, Cek Rekomendasi Saham HM Sampoerna (HMSP)
Ristiawan menyampaikan strategi itu sejalan dengan prinsip kehati-hatian dan prudential perusahaan dalam menjaga kesehatan portofolio dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.
Mengenai kinerja, Ristiawan mengungkapkan CNAF telah menyalurkan pembiayaan ke segmen produktif sebesar Rp 919 miliar per September 2025. Nilainya meningkat 6%, jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 865 miliar.
Dia menerangkan porsi pembiayaan produktif di CNAF juga turut meningkat stabil dari 12% per September 2024, menjadi 13% per September 2025.
Sebagai informasi, penyaluran pembiayaan industri multifinance ke sektor produktif menunjukkan kinerja positif. OJK menyampaikan penyaluran pembiayaan multifinance ke sektor produktif per Agustus 2025 mencapai Rp 246,35 triliun.
"Nilainya meningkat 5,15% secara Year on Year (YoY), atau persentasenya 46,24% dari total pembiayaan multifinance per Agustus 2025," ucap Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman dalam konferensi pers RDK OJK, Kamis (9/10).
Agusman meyakini pangsa pasar pembiayaan sektor produktif masih memiliki potensi untuk tetap terus tumbuh. Hal itu seiring juga dengan tingginya kebutuhan pembiayaan untuk mendukung kegiatan usaha dan investasi.
Secara keseluruhan, OJK mencatat pembiayaan perusahaan multifinance mencapai Rp 505,59 triliun per Agustus 2025. Nilainya tumbuh 1,26% secara YoY.
Baca Juga: OJK: Penggunaan Asuransi Jenis ASO Tak Diperkenankan di Industri Fintech Lending
Selanjutnya: Transfer ke Daerah Meningkat Tembus Rp 644,9 Triliun, Belanja Pemda Kontraksi 13,1%
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (15/10) Hujan Sangat lebat, di Provinsi Mana Saja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News