Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah melakukan penyesuaian giro wajib minimum bagi perbankan. Penyesuaian secara bertahap GWM Rupiah dan pemberian insentif GWM sejak 1 Maret sampai 15 September 2022 telah menyerap likuiditas perbankan sekitar Rp 269,3 triliun.
PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) telah mengikuti ketentuan penerapan GWM 9% sejak 1 September 2022. Wakil Direktur Utama Bank Oke Hendra Lie mengakui adanya tambahan penyerapan sebesar Rp 84 miliar.
Baca Juga: Perkuat Likuiditas, Bank Oke Indonesia Terima Kredit Rp 100 Miliar dari BCA
“Ini sudah kami persiapkan, kami juga menerima tambahan insentif sektor prioritas dan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM),” ujarnya kepada Kontan.co.id belum lama ini.
Ia mengakui, likuiditas Bank Oke masih terjaga terutama, tim pendanaan masih mampu mengoptimalkan kinerja lantaran cukup dekat dengan nasabah.
Ia menambahkan telah menjaga hubungan baik dengan nasabah sehingga dana pihak ketiga (DPK) bank tetap kokoh dalam menopang rencana penyaluran kredit bank.
“Permintaan kredit sudah terlihat meningkat. Bank Oke akan tetap menyasar segmen UMKM dan komersial, dengan sektor food and beverage , healthcare, logistik, dan telekomunikasi hingga sisa 2022,” ujar Hendra.
Bank Oke sudah menyalurkan kredit senilai Rp 7,07 triliun hingga Juli 2022. Naik 45,77% year on year (YoY) dibandingkan Juli 2021 sebesar Rp 4,85 triliun. Ia optimistis, kredit bisa menyentuh Rp 8 triliun di penghujung tahun.
Baca Juga: OK Bank Rilis Pinjaman KTA Speed dengan Persyaratan Aplikasi PeduliLindungi
Asal tahu saja, setelah mengerek GWM rupiah pada 1 Juni 2022, BI kembali meningkatkan GWM mulai 1 Juli 2022 bagi BUK menjadi 7,5% dan BUS menjadi 6%. Kemudian, mulai 1 September 2022, GWM rupiah bagi BUK menjadi 9% dan bagi BUS menjadi 6,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News