Reporter: Nina Dwiantika | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Bank DKI tetap akan menambah permodalan, meski urung melantai di bursa saham alias initial public offering (IPO). Sebagai gantinya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menyuntik dana sebesar Rp 1,1 triliun untuk meningkatkan kapasitas permodalan bank pembangunan daerah (BPD) itu.
Rencananya, Bank DKI akan menerima kucuran dana segar di semester II tahun ini. Saat ini, DPRD DKI Jakarta tengah membahas rencana tersebut. Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono, berharap, bisa menyerap dana sebesar Rp 900 miliar dari rencana suntikan dana Rp 1,1 triliun.
Menurut Eko, penambahan modal itu akan memperkuat rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) menjadi 17%. Sehingga, Bank DKI Jakarta bisa menjaga laba perusahaan di atas 15% sesuai aturan BPD Regional Champion. "Sesuai aturan BI, ekspansi kredit harus ditopang modal yang cukup," kata Eko.
Aturan BI juga mengaitkan ekspansi jaringan cabang dengan kecukupan modal absolut atau modal inti yang dimiliki bank. Jadi, penambahan modal juga untuk menambah jaringan cabang dan outlet. "Disamping itu, tambahan modal untuk memperkuat kualitas teknologi informasi (TI)," jelas Eko.
Sekadar informasi, kucuran modal pemprov merupakan alternatif pendanaan setelah rencana IPO tertunda. Rencana IPO itu belum mendapat persetujuan pemprov. Selain itu, kondisi pasar modal kurang kondusif untuk melakukan IPO. "Gubernur DKI Jakarta ingin modal diperkuat dulu secara internal melalui penyertaan modal pemegang saham sebelum IPO," kata Eko.
Hingga akhir tahun 2013 nanti, Bank DKI membidik penyaluran kredit sebesar
Rp 21 triliun. Segmen kredit yang akan dibidik adalah kredit komersial dan korporasi. "Sektor kredit yang akan menjadi fokus ekspansi Bank DKI adalah segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) produktif," jelasnya.
Khusus kredit konsumsi, Bank DKI menargetkan penyaluran sebesar Rp 10,24 triliun sepanjang tahun ini, tumbuh 66% dibandingkan tahun lalu senilai Rp 6,99 triliun. Direktur Keuangan Bank DKI, Benny Santoso, mengatakan kredit konsumsi menyumbang 47% dari total kredit Bank DKI yang diharapkan Rp 21,40 triliun akhir tahun ini. "Kami menargetkan, penyaluran kredit tahun ini naik 47,23% ketimbang kredit tahun lalu Rp 15,65 triliun," kata Benny.
Sebagai informasi, sepanjang semester I 2013, Bank DKI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 16,5 triliun. Tumbuh 28,9 % dibandingkan periode sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News