kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Transaksi e-money Bank DKI merosot


Sabtu, 14 September 2013 / 09:28 WIB
Transaksi e-money Bank DKI merosot
ILUSTRASI. Mau Mudik Lebaran? Ini Tips Mencegah Mabuk Perjalanan


Reporter: Issa Almawadi | Editor: A.Herry Prasetyo

JAKARTA. Bank DKI tampaknya harus rela jika pendapatan transaksi electronic money (e-money) tahun ini berkurang. Maklum, sejak Februari lalu, bank pembangunan daerah  (BPD) itu telah melakukan interkoneksi dan interoperabilitas uang elektronik tiket bus Transjakarta.

Hingga Juli 2013, penjualan kartu perdana JakCard mencapai 1.689 kartu, dengan nominal Rp 81,36 juta. Pada periode itu, transaksi isi ulang alias top up sebanyak 3.640 kartu dengan nominal

Rp 173,57 juta. "Transaksi pemakaian JakCard sebanyak 59.903 kali dengan nilai

Rp 194,82 juta," kata Mulyatno Wibowo, Direktur Pemasaran Bank DKI.

Transaksi sepanjang setengah tahun pertama tahun ini jelas jauh di bawah pencapaian transaksi JakCard pada tahun 2012. Tahun lalu, jumlah transaksi mencapai 439.000 kali, dengan nominal transaksi Rp 1,4 miliar.

Mulyatno menambahkan, awalnya, Bank DKI merupakan pemain tunggal tiket elektronik bus Transjakarta. Karena itu, Bank DKI menargetkan, transaksi tiket bus Transjakarta tahun 2013 bisa mencapai 40% atau 160.000 transaksi dari target total 400.000 transaksi. Nilai transaksi ditargetkan mencapai Rp 560 juta.

Namun, karena interkoneksi tiket elektronik bus Transjakarta dengan bank lain, pencapaian transaksi Jakcard jauh di bawah target. "Ada persaingan dari empat bank lain sehingga target transaksi JakCard terbagi dengan empat bank tersebut," ujarnya.

Mulyatno mengatakan, Bank DKI telah berkomitmen mendukung program interoperabilitas seluruh penerbit uang elektronik. Kesepakatan tersebut sesuai roadmap Bank Indonesia (BI) dalam menggenjot less cash society. "Intinya untuk menciptakan infrastruktur teknologi guna mengoptimalkan penggunaan e-money pada sektor micropayment," ucap Mulyanto.

Bank DKI merupakan satu-satunya BPD yang sudah melakukan interkoneksi dan interoperabilitas uang elektronik.  Lima pemain e-money lain adalah Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank BNI, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Mega.

Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI, mengatakan Bank DKI telah mengimplementasikan sistem JakCard dengan electronic data capture (EDC) di koridor 1 hingga koridor 8. Kini, jumlah pemegang kartu JakCard lebih dari 260.000 orang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×