Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kondisi yang membaik serta mengejar momentum pemulihan ekonomi, industri multifinance kembali mulai berani meningkatkan beban biaya yang dimiliki. Maklum, beberapa tahun belakangan, industri ini telah melakukan efisiensi di saat penyaluran kredit masih seret.
Jika melihat data OJK per Januari 2022, beban operasional industri multifinance terlihat semakin meningkat. Tercatat, pertumbuhannya mencapai sekitar 13,85% dari tahun sebelumnya dengan nilai Rp 8,48 triliun.
Beban biaya yang meningkat hingga dua digit tersebut tampaknya menandakan bahwa para pelaku akan tancap gas untuk melakukan ekspansi dalam bisnisnya. Salah satunya Mandiri Utama Finance (MUF) yang menilai beban biaya tahun ini akan kembali naik.
Direktur Utama MUF Stanley Setia Atmadja mengungkapkan bahwa tahun ini diperkirakan beban biaya yang bakal ditanggung sekitar Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,3 triliun. Angka tersebut naik dari realisasi tahun lalu sekitar Rp 1,03 triliun yang juga sudah naik dari tahun sebelumnya.
Baca Juga: Multifinance Incar Pertumbuhan Pembiayaan di Luar Pulau Jawa
“Bila dibandingkan dengan tahun 2020, Beban Operasional pada tahun 2021 meningkat sebesar 28,6% dimana peningkatan terjadi di seluruh lini biaya,” ujar Stanley kepada Kontan.co.id, belum lama ini.
Stanley menambahkan, saat ini beban biaya yang terbesar di MUF berasal dari beban tenaga kerja dimana komposisinya sekitar 69% dari beban operasional perusahaan. Mengingat, tenaga kerja ini memang paling banyak melakukan operasional untuk perusahaan mulai dari pemasaran hingga penagihan.
Selain itu, Stanley juga mengatakan bahwa biaya operasional akan naik juga didorong ada penambahan jaringan kantor baru di beberapa wilayah, khususnya di luar pulau jawa.
“Penambahan beban operasional dilakukan untuk menambah volume pembiayaan yang dilakukan sehingga tentunya akan memberikan penambahan di sisi pendapatan perusahaan,” imbuhnya.
Hal yang sama terjadi juga pada CIMB Niaga Finance yang juga mulai akan meningkatkan beban biaya yang dimiliki. Adapun, biaya yang CNAF alokasikan meningkat antara lain adalah beban IT dan pembelian gedung untuk kantor cabang.
Baca Juga: Pendanaan Dari Bank untuk Multifinance Mulai Mengalir
Sementara itu, perusahaan masih akan konsisten melakukan efisiensi di beberapa biaya, antara lain beban sewa kantor, beban ATK, beban listrik dan beban air. Beberapa biaya tersebut dikurangi karen tidak menunjang pertumbuhan bisnis secara linear.
“Jumlah biaya tersebut telah turun secara signifikan sebesar 39% dari periode tahun 2020 ke tahun 2021, dengan nilai Rp 18 miliar menjadi Rp 11 miliar,” ujar Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman.
Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo pun bilang bahwa pihaknya juga masih akan mereview untuk efektivitas dan efisiensi biaya. Adapun, ia melihat tahun ini sudah mulai berkurang terkait pemangkasan biaya yang dilakukan.
Clipan Finance pun juga sudah ada rencana untuk penambahan cabang antara 3 dan 4 cabang. Rencana tersebut akan dilakukan sampai tahun 2023.
“Sudah tidak banyak pemangkasan biaya karena Clipan mulai investasi bagi pertumbuhan bisnis,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.