kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.901.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.255   69,00   0,43%
  • IDX 6.901   35,74   0,52%
  • KOMPAS100 1.004   4,88   0,49%
  • LQ45 768   3,99   0,52%
  • ISSI 227   1,02   0,45%
  • IDX30 396   2,65   0,67%
  • IDXHIDIV20 457   1,32   0,29%
  • IDX80 113   0,52   0,46%
  • IDXV30 114   -0,13   -0,12%
  • IDXQ30 128   0,82   0,64%

NPF Multifinance Bergerak Usai Lebaran, Perusahaan Waspadai Risiko & Perkuat Mitigasi


Selasa, 22 April 2025 / 21:44 WIB
NPF Multifinance Bergerak Usai Lebaran, Perusahaan Waspadai Risiko & Perkuat Mitigasi
ILUSTRASI. Target Pembiayaan: Suasana Kantor MAndiri Utama Finance, JAkarta, Senin (2/12/2024). MUF menargetkan pembiayaan baru MUF sebesar Rp 25 triliun pada tahun 2025, tumbuh sekitar 13,6% dibandingkan dengan target tahun 2024 sebesar Rp 22 triliun. KONTAN/Baihaki/2/12/2024


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Periode pasca Lebaran kembali menjadi ujian bagi perusahaan pembiayaan dalam menjaga kualitas kredit. Sejumlah pelaku industri multifinance mulai mencatatkan pergerakan rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF).

PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) mencatat adanya kenaikan rasio NPF setelah Idul Fitri 2025. Presiden Direktur CNAF, Ristiawan Suherman, mengungkapkan bahwa per akhir Maret 2025, NPF perusahaan berada di level 1,28%, membaik dibandingkan Februari 2025 yang tercatat sebesar 1,30%. Namun, memasuki periode pasca Lebaran, angka NPF mulai menunjukkan tren kenaikan.

“Kondisi keuangan masyarakat yang kurang stabil setelah Lebaran berdampak pada ketidakmampuan dalam melakukan pembayaran angsuran,” ungkap Ristiawan kepada Kontan, Selasa (22/4).

Baca Juga: Penarikan Kendaraan di CNAF Menurun Meski NPF Mulai Naik Pasca Lebaran

Sementara itu, Mandiri Utama Finance (MUF) belum mencatat adanya perubahan signifikan pada rasio NPF pasca Lebaran. Head of Corporate Secretary & Legal MUF, Elisabeth Lidya Sirait, menyampaikan bahwa per akhir Maret 2025, rasio NPF MUF membaik ke level 1,41%, turun tipis dari 1,42% pada Februari.

“Secara umum, perkembangan NPF masih stabil dalam batas yang terkendali. Kami terus melakukan pemantauan harian terhadap perilaku pembayaran debitur, termasuk dalam periode pasca Lebaran,” kata Elisabeth kepada Kontan, Selasa (22/4).

Meski demikian, kedua perusahaan sama-sama memperkuat langkah mitigasi. CNAF menerapkan pendekatan risk-based pricing dan sistem application scoring untuk seleksi calon debitur. 

“Calon nasabah dengan hasil low risk akan mendapatkan proses yang lebih mudah daripada yang high risk,” kata Ristiawan.

CNAF juga menyesuaikan pencadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) berdasarkan PSAK 71. 

“Kenaikan pencadangan selaras dengan pertumbuhan aset pembiayaan dan kondisi makroekonomi,” imbuhnya.

Baca Juga: Strategi Jitu Perusahaan Multifinance Tekan Tingkat NPF agar Tak Membengkak

Sementara MUF menyatakan bahwa pencadangan dilakukan secara terukur, mengikuti guideline manajemen dan disesuaikan dengan kondisi portofolio serta dinamika risiko.

Fenomena penarikan kendaraan juga menjadi indikator lanjutan yang diperhatikan industri. CNAF mencatat penurunan penarikan kendaraan pada April 2025 menjadi 233 unit, lebih rendah dibandingkan 356 unit pada Maret. Ristiawan menekankan bahwa penyelesaian masalah cicilan lebih diutamakan lewat komunikasi aktif ketimbang langsung menarik kendaraan.

Senada dengan itu, Elisabeth dari MUF menyebut bahwa peningkatan penarikan kendaraan memang kerap terjadi setelah Lebaran, namun tetap dilakukan secara selektif dan menjadi opsi terakhir.

“Kami selalu mengedepankan pendekatan persuasif terlebih dahulu. Penarikan unit menjadi opsi terakhir yang kami lakukan secara hati-hati,” tegas Elisabeth.

Baca Juga: NPF Masih Terkendali Pasca Lebaran, Begini Antisipasi Mandiri Utama Finance (MUF)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×