Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat tingkat kredit macet atau Non Performing Financing (NPF) gross perusahaan pembiayaan atau multifinance mengalami perbaikan. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan tingkat NPF industri per Februari 2025 sebesar 2,87%.
"Adapun tingkat NPF industri multifinance pada bulan sebelumnya mencapai 2,96%," ucapnya dalam konferensi pers RDK OJK, Jumat (11/4).
Tampaknya, perbaikan NPF industri tak terlepas dari strategi yang dilakukan sejumlah perusahaan pembiayaan. PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) misalnya, mencatatkan angka NPF per Februari 2025 masih berada di bawah rata-rata industri, yakni sebesar 1,30%.
Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menerangkan NPF yang tetap terkendali itu tak terlepas dari strategi yang dilakukan CNAF. Dia bilang strategi yang dilakukan CNAF dalam menjaga rasio NPF, yaitu dengan menerapkan metode risk based pricing yang mana penentuan suku bunga berdasarkan tingkat risiko nasabah.
"Selain itu, keunggulan CNAF dalam menjaga kesehatan portofolio bisnis adalah aktif dalam mengimbau nasabah untuk melakukan pembayaran angsuran lebih awal dan tepat waktu, melalui fasilitas WhatsApp dan telepon," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (11/4).
Baca Juga: CNAF Catatkan Perbaikan Tingkat NPF Menjadi 1,28% per Maret 2025
Untuk tahun ini, Ristiawan optimistis CNAF dapat menjaga tingkat NPF di level 1%. Dia mengungkapkan pihaknya selalu mencari peluang dalam melakukan inovasi bisnis untuk menjaga kesehatan portofolio, di antaranya selektif dalam pemilihan segmen nasabah.
"CNAF memilih dengan tingkat risiko nasabah yang terkendali, seperti penguatan cross selling melalui penawaran produk kepada nasabah eksisting induk usaha yang mempunya track record baik," ujarnya.
Ristiawan menyebut tingkat NPF CNAF per Maret 2025 mengalami perbaikan menjadi sebesar 1,28%. Dia bilang penyebab perbaikan tersebut karena adanya kemampuan CNAF dalam menjaga kesehatan portofolio perusahaan, khususnya dalam memperkuat know your customer para calon nasabah.
Senada dengan CNAF, PT Mandiri Utama Finance (MUF) juga mencatatkan tingkat NPF berada di bawah rata-rata industri multifinance. Head of Corporate Secretary & Legal MUF Elisabeth Lidya Sirait mengatakan tingkat NPF MUF per Februari 2025 sebesar 1,42%.
Elisabeth menerangkan masih terjaganya tingkat NPF tak terlepas dari strategi yang diterapkan MUF. Dia bilang salah satu strateginya, yaitu adanya kebijakan selektif yang diterapkan dalam penyaluran pembiayaan.
"Ditambah adanya pengelolaan manajemen risiko yang prudent, serta upaya penguatan proses collection," tuturnya.
Baca Juga: Mandiri Utama Finance Catat Perbaikan NPF Jadi 1,41% per Maret 2025
Lebih lanjut, Elisabeth menyebut pihaknya akan menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga tingkat NPF tetap aman hingga akhir tahun ini. Salah satunya melakukan penguatan selektivitas dalam penyaluran pembiayaan, penguatan monitoring terhadap debitur, serta penguatan collection management untuk memastikan tindak lanjut yang tepat waktu terhadap kredit bermasalah.
Elisabeth juga mengungkapkan menurunnya daya beli masyarakat dan adanya fenomena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan, khususnya berpotensi meningkatkan NPF. Meski ada fenomena tersebut, MUF tetap optimistis dengan prospek ke depannya dapat menjaga tingkat NPF terkendali.
"MUF akan secara aktif menerapkan pendekatan preventif melalui pemantauan portofolio secara berkala, penguatan analisis risiko, serta peningkatan kualitas layanan kepada konsumen," ucapnya.
Elisabeth meyakini langkah-langkah itu dapat menjaga stabilitas kualitas aset dan meminimalkan potensi peningkatan NPF. Dia juga mengungkapkan MUF mencatatkan perbaikan NPF per Maret 2025 menjadi sebesar 1,41%.
Baca Juga: Jaga NPF Tetap Terkendali, Adira Finance Terapkan Jurus Ini
Setali tiga uang, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) mencatatkan tingkat NPF berada di level 2,2% per Februari 2025. Chief Financial Officer Adira Finance Sylvanus Gani mengatakan terjaganya angka NPF perusahaan tak terlepas dari strategi yang dilakukan. Gani menyebut Adira Finance menerapkan prinsip menajemen risiko dengan hati-hati hingga penguatan proses collection agar lebih efektif untuk mengurangi potensi kredit macet.
"Selain itu, perusahaan juga melakukan segmentasi pembiayaan yang selektif sesuai risk appetite," ungkapnya kepada Kontan, Jumat (11/4).
Lebih lanjut, Gani tak memungkiri fenomena pelemahan daya beli masyarakat dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi tantangan tersendiri yang berpotensi meningkatkan NPF. Meskipun demikian, dia tetap optimistis Adira Finance dapat menjaga kualitas aset melalui mitigasi risiko yang proaktif, termasuk pemantauan portofolio secara berkala dan penguatan sistem peringatan dini. Dengan demikian, risiko peningkatan NPF dapat dimitigasi dengan baik.
Sebagai informasi, OJK mencatat piutang pembiayaan multifinance sebesar Rp 507,02 triliun per Februari 2025. Nilai piutang pembiayaan per Februari 2025 tumbuh 5,92% secara Year on Year (YoY).
Baca Juga: Industri Multifinance Catat Penurunan Rasio BOPO per Maret 2025
Selanjutnya: Laporan Masuk Baru 13 Juta, Target Pelaporan SPT Tahunan Berpotensi Tidak Tercapai
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok 14-15 April, Siaga Hujan Sangat Lebat di Daerah Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News