Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan kredit paling optimis hanya bisa tumbuh 2% tahun ini dengan melihat perkembangan dampak pandemi virus corona (Covid-19) saat ini. Bahkan, secara moderat diproyeksi bisa tidak tumbuh.
Namun, pertumbuhan kredit bisa lebih didorong lagi jika rencana penjaminan kredit modal kerja oleh pemerintah yang tengah digodok saat ini bisa terealisasi.
Baca Juga: Rasio pembiayaan bermasalah multifinance mulai naik di Maret 2020
"Menkeu akan memberikan jaminan kredit modal kerja bagi sektor yang terdampak Covid-19, sedang digodok saat ini. Adanya stimulus itu akan membawa dampak positif. Kredit bisa tumbuh lebih bagus dari proyeksi tersebut," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso saat rapat dengan Komisi XI DPR, Kamis (30/4).
Menurut Wimboh stimulus terhadap kredit modal kerja tersebut akan jadi sentimen positif untuk bisa lebih menggairahkan pasar. Saat ini para pengusaha yang sudah diberikan relaksasi restrukturisasi kredit memang membutuhkan modal kerja untuk bisa kembali memulai aktivitas usahanya.
Di tengah pandemi ini, permintaan akan kredit modal kerja rupanya masih tinggi. OJK mencatat pada bulan Maret, kredit masih tumbuh positif karena ditopang oleh peningkatan kredit modal kerja.
Sementara permintaan kredit untuk investasi baru hampir tidak ada. Perusahaan hanya akan merealisasikan fasilitas kreditnya yang sudah ada. Cara ini memang wajar dilakukan, lantaran perusahaan besar terutama di korporasi tengah berupaya untuk memitigasi risiko terhadap perlambatan kinerja khususnya dari sisi pendapatan.
Baca Juga: Laba China Construction Bank (MCOR) tumbuh di kuartal I, ini faktornya
Pada bulan ketiga tersebut tumbuh 7,95% secara year on year (yoy). Realisasi tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan di bulan Februari yang hanya tumbuh 5,93% yoy.
Wimboh menambahkan, penjaminan kredit modal kerja terhadap sektor yang terdampak Covid-19 tersebut tidak hanya akan membawa dampak positif terhadap penyaluran kredit tahun ini. Tetapi juga akan sekaligus jadi sentimen positif bagi pasar saham.
"Pasar saham ini memang akan butuh waktu untuk kembali. Sejak 23 Maret sudah positif tapi trennya kemudian agak flat. Stimulus jaminan kredit modal kerja ini bisa akan membawa sentimen positif bagi emiten," ujarnya.
Baca Juga: Tekan rasio pembiayaan bermasalah, MTF percepat restrukturisasi
Sementara data Bank Indonesia (BI), kredit pada bulan Maret tumbuh 7,2% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 5,5%. Kredit modal kerja tercatat tumbuh 5,1% menjadi Rp 2.565,7 triliun, naik dari bulan sebelumnya yang hanya naik 2,6%.
Kredit investasi juga bergerak positif tumbuh 13% menjadi Rp 1.515,2 triliun, naik dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 10%. Sedangkan kredit konsumer tumbuh melandai jadi 5,4% jadi Rp 1.622,6 triliun dari 6,1% pada Februari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News