Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi kondisi likuiditas perbankan sampai akhir 2017 akan relatif stabil. Hal ini agak berbeda dengan perkiraan beberapa ekonom yang memproyeksi kondisi likuiditas pada semester II-2017 akan sedikit ketat.
Menurut Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK, regulator akan memantai kondisi likuiditas terutama terkait dengan perubahan faktor dari luar negeri. Beberapa faktor dari luar negeri ini utamanya adalah dari kenaikan suku bunga The Fed.
“Perkiraan saya likuiditas perbankan akan relatif stabil sejalan dengan rencana bank yang tidak hanya bergantung pada dana simpanan masyarakat tapi juga dari pasar modal,” ujar Muliaman kepada KONTAN, Selasa (7/3).
Menurut Muliaman, tahun ini kondisi likuiditas akan dibantu dengan masuknya dana tax amnesty terutama dari repatriasi. Dana repatriasi ini diharapkan bisa masuk ke instrumen DPK perbankan.
Berdasarkan RBB perbankan 2017 yang diserahkan ke OJK, beberapa bankir memproyeksi sampai akhir 2017 LDR perbankan akan berada di angka 94,18% atau naik dari LDR 2016 sebesar 93,09%.
Sebagai gambaran, pada Januari 2017 tercatat kondisi likuiditas perbankan masih cukup longgar. Berdasarkan data uang beredar Bank Indonesia, rasio kredit dibanding simpanan atau LDR sebesar 92,19% atau turun dari periode yang sama 2016 sebesar 93,48%.
Dari sisi DPK tercatat pada awal tahun tumbuh cukup baik yaitu sebesar 9,72% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 4.706 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News