kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

OJK: Tingkat efisiensi rendah, bank sulit bersaing


Selasa, 26 Agustus 2014 / 17:13 WIB
OJK: Tingkat efisiensi rendah, bank sulit bersaing
ILUSTRASI. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bertolak ke Arab Saudi untuk mengecek persiapan layanan jemaah haji 1444 H/2023 M. WARTA KOTA/YULIANTO


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Deputi Komisioner bidang Pengawasan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Irwan Lubis mengungkapkan bahwa tingkat efisiensi perbankan di Indonesia sangat rendah. Hal itu membuat perbankan di Indonesia sulit bersaing dengan bank-bank di kawasan ASEAN.

Menurutnya, rendahnya efisiensi perbankan nasional menjadi salah satu penyumbang tingginya biaya ekonomi. Padahal dibutuhkan perbankan yang kuat untuk bisa menopang perekonomian.

"Tidak ada pilihan lain, tingkat efisiensi perbankan nasional harus ditingkatkan agar mampu bersaing di kancah ASEAN. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menggabungkan beberapa bank, baik melalui akuisisi maupun merger," kata Irwan, Selasa (26/8).

Karena itu, kata Irwan, otoritas perbankan terus mendorong perbankan nasional untuk segera melakukan konsolidasi. Dengan proses konsolidasi yang benar, maka ratusan bank yang ada di Indonesia dapat tumbuh lebih cepat dan mampu bersaing di pasar bebas ASEAN.

Irwan menjelaskan, ada dua tahap konsolidasi yang bisa ditempuh untuk memperkuat keberadaan perbankan nasional. Pertama, konsolidasi strategis dan kedua, konsolidasi institusi.

"Secara kompetitif, bank di Indonesia sanggup dan memiliki karakter kuat dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Jadi tidak perlu khawatir. Selain itu, bank di Indonesia memiliki permodalan yang cukup kuat, tapi industri perbankan tetap harus bisa memikirkan strategi pertumbuhan kredit ke depan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×