kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK: Tren penyaluran kredit perbankan mulai tumbuh


Minggu, 28 Agustus 2016 / 19:50 WIB
OJK: Tren penyaluran kredit perbankan mulai tumbuh


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan mencatat tren penempatan dana bank di surat berharga terutama Surat Perbendaharaan Negara (SPN) sampai Juni 2016 ini sedikit mengalami penurunan.

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, kenaikan penempatan dana bank di SPN pada Juni 2016 hanya naik 18,8% yoy menjadi Rp 23,6 triliun atau lebih rendah dari tahun lalu yaitu 21,1% yoy menjadi Rp 19,8 triliun.

Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Perbankan OJK, Nelson Tampubolon mengatakan, tren turunnya penempatan bank di surat berharga utamanya SPN ini mengindikasikan mulai tingginya disbursement kredit. Sebagai informasi sampai Juni 2016, OJK mencatat pertumbuhan kredit perbankan mencapai 8,88%.

“Kalau pertumbuhan kredit lebih besar dari Dana Pihak Ketiga, tentunya bank akan melikuidasi sebagian secondary reserve-nya,” ujar Nelson, kepada KONTAN, Jumat, (26/8).

Beberapa bank mencatat sampai Juni 2016, penempatan dana di surat berharga mulai mengalami penurunan. Sebagai contoh, PT Bank Mandiri Tbk sampai semester 1 2016, penempatan bank di surat berharga sebesar Rp 105,26 triliun atau mengalami penurunan 4,27% yoy dari tahun lalu.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penurunan penempatan dana di surat berharga bisa mengalami penurunan lebih lanjut. “Dengan adanya suku bunga acuan baru, bank bisa menggunakan instrumen jangka pendek sebagai underlying untuk mendapatkan likuiditas jangka pendek,” ujar Tiko sapaan Kartika, Kamis, (25/8).

Selain itu, ke depannya diperkirakan persaingan bank dalam mendapatkan dana masyarakat terutama deposito untuk menutupi likuiditas jangka pendek akan berkurang. Tiko mengharapkan nantinya dana yang ditempatkan dalam jangka pendek juga bisa dilakukan dimasukkan ke sistem repo sehingga transaksi repo akan semakin besar.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan terkait mulai turunnya tren penempatan bunga di surat berharga ini tidak serta merta menunjukkan mulai tingginya disbursement kredit. Hal ini karena ada faktor lain yang harus diperhatikan bank dalam penyaluran kredit seperti kondisi makroekonomi.

“Kondisi ekonomi sangat mempengarahi penyaluran kredit, disbursment mengikuti bagaimana kondisi ekonomi secara umum,” ujar Jahja, Kamis, (25/8).

PT Bank Tabungan Negara Tbk mencatat sampai Juni 2016 tercatat dana yang ditempatkan di bank mengalami penurunan sebesar 14,45% yoy menjadi Rp 9,46 triliun. Direktur Keuangan dan Treasury BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan naik turunnya penempatan bank di surat berharga sangat tergantung dari kondisi likuiditas.

“Secara umum pada kuartal 3 2016 kredit kami lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, kondisi likuiditas kami masih terjaga,” ujar Iman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×