Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Visionet Internasional sebagai pemegang izin uang elektronik OVO telah menyiapkan berbagai strategis saat berbagai pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra menyatakan gugus tugas tersebut bakal memastikan agar membuat strategi yang tepat dalam kondisi ekonomi baru akibat Covid-19. Juga melakukan relokasi sumber daya OVO. Selain itu juga meninjau kembali strategi guna menjangkau pasar.
Baca Juga: Transaksi merchant online delivery lewat LinkAja naik signifikan saat pandemi
Karania menyebut penerapan PSBB di berbagai daerah di Indonesia memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksi secara online. Hal ini dapat memicu peningatan penggunaan uang elektronik. Apalagi, Bank Indonesia telah menghimbau masyarakat untuk melakukan transaksi non-tunai untuk mencegah penularan Covid-19 melalui uang kartal selama pandemi.
“Sejak pemerintah memberlakukan aturan physical distancing, kami telah melihat adanya perubahan perilaku yang signifikan dalam ekosistem kami. Misalnya, adanya peningkatan transaksi pada online commerce dan lending dengan peningkatan nilai transaksi lebih dari 100% untuk online commerce dan peningkatan hampir 50% untuk lending disbursement per akhir bulan Maret 2020,” ujar Karaniya kepada Kontan.co.id pada Senin (13/4).
Dalam mempertahankan bisnis, Karaniya memastikan layanan OVO tetap berjalan normal mesti PSBB telah diberlakukan. Lantaran pembayaran dan layanan keuangan digital memegang peranan penting untuk menjaga laju aktivitas perekonomian di masyarakat.
Baca Juga: Koinworks terima pendanaan senilai Rp 316 miliar
“Kami terus melakukan berbagai cara untuk beradaptasi dengan situasi ini. Selain itu, kami juga telah membentuk gugus tugas internal Covid-19 untuk memastikan OVO fokus ndukung inisiatif pemerintah lewat inisiatif Kartu Pra-Kerja yang ditargetkan untuk mendukung orang-orang yang terkena dampak situasi saat ini,” tambah Karaniya.
Juga mempercepat strategi produk penting bagi merchant dan pengguna seperti pendistribusian 10.000 hand sanitizer pada merchant termasuk UMKM di Jabodetabek dan Bali yang sudah dilakukan sebelumnya. Juga peningkatan dukungan untuk crowdfunding bagi masyarakat terdampak. OVO bersama Tokopedia dan Grab masing-masing sudah mendonasikan sebesar Rp1 Miliar kepada BNPB RI untuk kebutuhan tenaga medis.
Asal tahu saja, OVO mencatatkan pertumbuhan transaksi dobel digit sepanjang 2019. Tahun lalu OVO mencatat pertumbuhan jumlah nilai transaksi 55%.
Selain itu peningkatan jumlah pengguna aktif bulanan lebih dari 40%. Kini OVO telah hadir di 115 juta perangkat di lebih dari 363 kota.
Baca Juga: Ada pembatasan sosial, ShopeePay mulai bidik transaksi Ramadan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News