Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Glotech Prima Vista (Do-It) berkomitmen untuk turut memberdayakan dan memajukan masyarakat terutama kelompok produktif yang belum tersentuh layanan keuangan selama ini. Perusahaan fintech ini telah menyalurkan bantuan permodalan kepada 125 orang petani jagung di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Do-It memberikan bantuan pupuk dan bibit dengan nilai Rp 3 juta per hektare selama masa taman. Selain itu, biaya tenaga kerja yang menggarap lading serta biaya hidup hingga masa panen.
“Bantuan permodalan ini merupakan hasil kerja sama kami dengan mitra setempat, yaitu PT Karya Bangun Informasi (KBI) yang akan menjamin ketersediaan pupuk dan benih secara tepat waktu untuk memaksimalkan hasil produksi,” ungkap Kadi, Direktur Do-It, dalam keterangan resminya, Rabu (29/5).
Sementara itu, Direktur PT KBI Cabang Sulawesi Utara Hence Lintjewas menyebut, produksi jagung di Bolaang Mongondow memiliki potensi yang cukup besar, namun disayangkan sebagian besar petani di sana kekurangan modal untuk membeli bibit dan pupuk guna memaksimalkan produksi.
PT KBI sendiri merupakan perusahaan perdagangan dan pendistribusian hasil tani yang bekerjasama dengan beberapa produsen pakan ternak besar di Sulawesi Utara. Kehadirannya, bertujuan memberikan harga jual terbaik bagi para petani dan juga memutus mata rantai tengkulak.
Do-It memilih bekerjasama dengan PT KBI untuk menjamin ketersediaan pupuk dan benih secara tepat waktu demi memaksimalkan produksi jagung.
Adapun bentuk kerja sama yang dilakukan adalah pemberian bantuan pinjaman modal oleh Do-It kepada lima kelompok petani yang menjadi mitra KBI pada beberapa desa di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
“Dana pinjaman tersebut akan dialokasikan untuk pengelolaan lahan seluas 125 hektare termasuk pembelian pupuk, pestisida dan bibit jagung unggulan. Pinjaman modal kerja ini menggunakan sistem tanggung renteng antara sesama anggota kelompok tani guna memitigasi risiko kredit, sehingga biaya bunga yang dibayarkan oleh petani menjadi lebih ringan,” Hence Lintjewas.
Kardi menambahkan, program ini dijamin oleh asuransi pertanian dari Jasindo untuk memberikan perlindungan terhadap risiko gagal panen.
Selain pinjaman modal kerja, Do-It juga memberikan edukasi keuangan mengenai cara mengatur uang agar dapat dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan produksi dan rumah tangga.
Pasalnya, masih banyak petani di sana yang belum bisa membuat perencanaan keuangan khususnya setelah menerima uang hasil panen.
Hingga saat ini perbankan masih memiliki keterbatasan dalam penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Padahal, Bank Indonesia (BI) telah menginstruksikan perbankan untuk mendorong porsi kredit UMKM minimal 20% dari total kredit.
Munculnya peer to peer (P2P) Lending merupakan solusi atas keterbatasan bank dalam upaya peningkatan kredit UMKM. P2P bertindak sebagai lembaga jasa keuangan yang memberikan akses bagi UMKM yang sebenarnya layak mendapatkan pinjaman (creditworthy), tetapi mengalami kesulitan memperoleh kredit bank. Penggunaan teknologi informasi juga akan membuat pemerataan kredit di seluruh wilayah Indonesia.
Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Indonesia (AFPI) Kuseryansyah sebelumnya menyebut, kehadiran fintech P2P Lending sangat dibutuhkan masyarakat, terutama mereka yang belum terjangkau oleh perbankan (unbanked).
"Kehadiran fintech P2P lending sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Karena tingginya kebutuhan pembiayaan, terutama bagi mereka yang masuk di dalam segmen unbanked dan juga pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News