Sumber: Bank Central Asia (BCA) | Editor: Yudho Winarto
Pandemi tersebut bikin proses kesepakatan pembiayaan sindikasi terhambat karena perlambatan kegiatan ekspor-impor, perlambatan kegiatan proses produksi (manufaktur), dan melemahnya kurs rupiah, serta likuiditas makin ketat.
Meski tantangannya berat, ia memandang bahwa prospek kredit sindikasi tahun ini masih tetap ada. Pasalnya, BNI masih memiliki beberapa pipeline pembiayaan yang akan dilakukan lewat mekanisme patungan tersebut. "Prospeknya tetap ada, namun Covid-19 ini membuat sindikasi melambat," ujar Rommel pada Kontan.co.id, Jumat (10/4).
Adapun pipeline BNI berasal dari sektor jalan tol dan pembangkit listrik. Sementara terkait kualitas outstanding kredit sindikasi perseroan masih cukup bagus sejauh ini. Rommel bilang, kredit masih sehat dan lancar. Pihaknya selalu melakukan pemantauan.
Rully Setiawan, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri tidak memberi jawaban spesifik penyebab belum adanya kesepakatan kredit sindikasi yang didapat perseroan di tiga bulan pertama tersebut.
Baca Juga: Butuh pendanaan Rp 15 triliun, Mandiri Tunas Finance andalkan pinjaman bank
Namun, ia mengatakan sindikasi tetap akan jadi salah satu inisiatif Bank Mandiri dalam melakukan ekspansi seperti pada proyek-proyek strategi pemerintah. Dalam melakukan inisiasi sindikasi, bank ini selalu mempertimbangkan profil usaha debitur, kondisi pasar, serta kondisi ekonomi secara umum.
Ke depan, Bank Mandiri berkomitmen untuk terus mendukung bisnis korporasi lewat pembiayaan, termasuk di dalamnya lewat skema sindikasi. "Kami akan selalu berada di pasar untuk melihat berbagai peluang kerja sama yang bisa dilakukan nasabah-nasabah korporasi," kata Rully.
Rully mengatakan, kualitas outstanding kredit sindikasi Bank Mandiri saat ini juga masih terjaga dengan baik. Ia berharap NPL di segmen itu bisa tetap terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News