Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) berhasil mencetak pertumbuhan pendapatan premi melampaui industri tahun lalu, lebih tinggi dari pertumbuhan industri. Capaian tersebut membuat pangsa pasar emiten berkode saham TUGU ini mengalami kenaikan.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi (audited) 2024, premi bruto (Gross Written Premium/GWP) TUGU mencapai Rp 8,5 triliun atau tumbuh 11% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) total premi dicatat asuransi umum dan reasuransi pada tahun 2024 mencapai Rp 144 triliun, atau tumbuh 4%
Analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin melihat bahwa kinerja TUGU dari sisi premi ini tumbuh melampaui industri. “TUGU mampu tumbuh 11%, outperformed” ujar Kharel, Kamis (8/4).
Berdasarkan hitungan Kharel, pangsa pasar TUGU dari sisi produksi premi di 2024 mencapai 5,9%. Pangsa pasar ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar 5,5%.
Baca Juga: Tugu Insurance Catat Ekuitas Meningkat Tipis per Akhir 2024
Menurut Kharel, capaian itu menunjukkan TUGU telah berhasil membuktikan strateginya untuk terus ekspansif meski di tengah adanya berbagai tantangan makroekonomi yang terjadi di sepanjang tahun lalu.
“Eksekusi strategi untuk meningkatkan pangsa pasar non-captive baik melalui sinergi dengan BUMN non-Pertamina hingga klien korporat swasta serta penetrasi ke segmen ritel jadi motor pertumbuhan premi di tahun 2024” ungkap Kharel.
Premi bruto terbesar TUGU tahun lalu disumbang oleh segmen kebakaran dan harta benda (property) yang mencapai Rp 3,8 triliun atau memberikan kontribusi sebesar 45% dari total premi bruto. Segmen ini tumbuh 38% secara tahunan.
Selain segmen kebakaran dan property, segmen lain yang juga melaju kencang adalah energi onshore. Segmen ini naik hampir 5x dibandingkan tahun 2023 menjadi Rp 339 miliar.
Walau kontribusinya terhadap premi bruto relatif kecil hanya 4% tetapi kenaikan ini sejalan dengan investasi di sektor minyak dan gas nasional yang masih kuat di tahun 2024.
Baca Juga: Tugu Insurance Pacu Kontribusi Pendapatan dari Anak Usaha
Perolehan laba TUGU tahun lalu juga membuat nilai ekuitas naik dan potensi dividen yang menggiurkan akan menjadi katalis positif untuk jangka pendek. “BVPS TUGU setara Rp 2.955 dengan harga saham saat ini maka PBV-nya hanya 0,33X dan ini sudah sangat murah,” kata dia.
Kharel memperkirakan bahwa TUGU akan membagikan dividen karena ini sudah jadi agenda tahunan. Jika payout dividen perusahaan ini sama dengan tahun lalu sebesar 40%, kata dia, maka yield dari dividen bisa 9%.
Dengan rasio PBV yang rendah serta potensi dividen yield yang besar, ia melihat saham TUGU layak masuk menjadi watch list value investing.
“Koreksi harga yang terjadi sebenarnya lebih ke faktor makro, kita lihat IHSG juga mengalami downtrend akibat sentimen makro dan besarnya aliran modal asing yang keluar yang juga turut menekan kinerja nilai tukar rupiah, dan bukan karena kinerja perusahaan yang memburuk.” pungkasnya.
Selanjutnya: Pemda Diminta Siapkan Subsidi Pangan dari APBD, Pengamat: Tak Semua Punya APBD Besar
Menarik Dibaca: Cuaca Besok, Jogja dan Sekitarnya Kompak Diguyur Hujan Pukul 10 Pagi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News